NABIRE – Memalukan pejabat Kepala Distrik (Kadistrik) dari masyarakat, ketika ada program yang merangsang ekonomi masyarakat tetapi tidak didukung oleh pemerintah di tingkat kabupaten (Pemkab). Apalagi, seorang kepala distrik merintis pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah kerjanya tetapi tidak ditindaklanjuti melalui program pendampingan, pembinaan dan pendanaan lewat program di tingkat kabupaten.
Pejabat Kepala Distrik malu dengan masyarakatnya ketika rintisan usaha-usaha ekonomi produktif kepada warganya dengan harapan akan didukung oleh pemerintah kabupaten malah diabaikan. Kadistrik merasakan beban kepada masyarakat karena harapan masyarakat kecil tidak digubris oleh Pemkab.
Pengalaman ini diungkapkan mantan Kepala Distrik Sukikai Selatan, Kristianus Tagi di Nabire, Senin (24/6) menanggapi pengalamannya ketika membentuk 4 kelompok usaha produktif di Distrik Sukikai Selatan saat menjabat sebagai kepala distrik. Pengalaman Kristianus ini hanya salah satu contoh dari pengalaman beberapa kepala distrik yang berusaha menghidupkan ekonomi warganya dengan menggali potensi sumber daya alam melalui kelompok usaha produktif.
Saat menjabat sebagai Kepala Distrik Sukikai Selatan, Kristianus Tagi membentuk 4 kelompok usaha produktif di wilayah kerjanya. Hasil usaha dari empat kelompok usaha tersebut, Tagi memperkenalnya kepada masyarakat di Dogiyai dengan menjual ikan asin dan dendeng rusa di Pasar Moanemani, pertengahan tahun lalu.
Ketika ditanya kelanjutan dari 4 kelompok usaha tersebut di Sukikai Selatan, Kristianus mengatakan, anggota kelompok masih mengolah potensi alam berupa ikan dan rusa dengan usaha sendiri karena memang merupakan pekerjaan warga sehari-hari.
Ia sayangkan empat kelompok usaha produktif tersebut tidak dilirik oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai. Karena, sekalipun sudah memperlihatkan hasilnya kepada masyarakat di Dogiyai tetapi tidak ada pendampingan, pembinaan dan suntikan dana perangsang dari pemerintah daerah.
Oleh sebab itu, ia mengatakan malu juga dengan warga khususnya empat kelompok usaha produktif tersebut. Sebab, janji akan diperjuangkan kepada Pemkab supaya diperhatikan oleh pemerintah ternyata tidak digubris oleh Pemkab Dogiyai.
Kris, panggilan akrabnya ini menyayangkan sikap Pemkab Dogiyai yang tidak memperhatikan pembinaan dan pengembangan kelompok-kelompok usaha kecil di tengah masyarakat, termasuk 4 kelompok usaha produktif di Distrik Sukikai Selatan.(ans)