PAPUA – Ikatan mahasiswa asal Papua, khususnya di daerah atau wilayah Meepago, yakni Kabupaten Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai kota studi Bandung, bekerjasama dengan solidaritas mahasiswa Papua dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, melaksanakan pelatihan jurnalistik, Sabtu (05/01).
Pelatihan tersebut dilaksanakan di Lengkong Besar, Bandung, menghadirkan narasumber wartawan Suara Papua, Bastian Theofilus Tebai, SE.
Menurut penuturan ketua panitia, Andreas Tagi, pelatihan ini bertujuan untuk merangsang mahasiswa asal Papua untuk menggalih potensi diri mereka.
Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk memberikan bekal jurnalistik kepada mahasiswa, sehingga saat mereka ingin menyalurkan bakat menulis mereka tentang segala peristiwa yang terjadi di Papua, tulisan mereka sesuai dengan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan orang Papua.
Di tempat yang sama, Ketua IPMANAPANDODEI Bandung, Alex Adelin Madai, mengucapkan terima kasih kepada pemateri dan peserta pelatihan yang telah meluangkan waktunya untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Alex mengatakan bahwa pelatihan ini baru bisa dilaksanakan kembali setelah vakum hampir 8 tahun. Oleh karena itu, kedepannya, IPMANAPANDODEI Bandung akan memprioritaskan kegiatan ini setiap tahunnya dan membuka akses belajar bagi mahasiswa Papua yang ada di Bandung.
Hal senada juga disampaikan Demisioner IPMANAPANDODEI Bandung, Wilda Ukago. Kepada narasumber, Wilda Ukago berharap agar dapat meluangkan waktunya kepada mahasiswa sehingga apa yang disajikan bisa dilakukan secara berkelanjutan.
Sementara menurut Leonardus O. Magai, kolaborasi antara IPMANAPANDODEI dengan mahasiswa Papua dari UPI Bandung sangat positif. Ia berharap agar kedua komunitas ini bisa menerbitkan karyanya melalui tabloid, majalah atau koran agar dapat melanjutkan karya menulisnya.
“Mahasiswa sebagai warga penulis mampu menuangkan ide dan gagasannya secara tertulis sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama mahasiswa harus lebih cerdas, kritis dan kreatif dalam menjalankan perannya, yakni Agent of Change melalui peluru ujung pena menuju perubahan,” pungkasnya.(wan/ist)