Pasific Pos.com
Papua Selatan

Layanan Di Mana Saja, Dwi Tidak Takut Lagi Berobat

MERAUKE,ARAFURA,-Dwi Yuliatin Sholiah (22) adalah anak dari peserta JKN-KIS segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang telah menyelesaikan studinya di Yogyakarta dan telah kembali ke kabupaten Merauke untuk mencari lapangan pekerjaan dengan berbekal ilmu kesehatan masyarakat yang didapatnya sewaktu di bangku pendidikan. Melayani peserta JKN-KIS merupakan suatu kewajiban dari setiap Duta BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta dan masyarakat. Diharapkan adanya sinergi antara Duta BPJS Kesehatan yang bertugas untuk memberikan jaminan kesehatan lewat layanan JKN-KIS kepada peserta dan peserta itu sendiri yang mendapatkan layanan kesehatan lewat pembayaran iuran untuk membantu orang lain yang dikenal dengan sistem gotong-royong.

Seperti yang dirasakan Dwi ketika dirawat di rumah sakit karena menderita sakit asma yang mengganguaktifitas pendidikannya dalam menuntut ilmu untuk mencari masa depan. Gadis belia yang baru beranjak dewasa ini terpaksa harus menunda studinya untuk beberapa hari karena rasa sakit yang sudah tidak terhankan lagi. “Saya pernah menggunakan kartu JKN-KIS untuk berobat di rumah sakit. Dikala Itu saya masih duduk di bangku kuliah. Saya merasakan sesak napas yang sudah tidak terhankan lagi sehingga saya dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan. Setelah diperiksa, saya diharuskan untuk menginap di rumah sakit agar mendapatkan perawatan lebih lanjut,”ungkapnya.
Awalnya ia batuk pilek selama dua hari lamanya dan tidak ada tanda-tanda untuk sembuh. Untungnya saat berobat di rumah sakit PKU Muhammadyah Jogyakarta, ia ditangani dengan baik karena ada Kartu JKN-KIS. Meskipun kartu saya masih terdaftar di fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten Merauke, akan tetapi tetap dilayani karena sifatnya gawat darurat sehingga penanganan utamanya di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).

Saat ditemui tim Jamkesnews, Selasa (28/1) di kantor BPJS Kesehatan Cabang Merauke, Dwi mengaku puas karena layanan JKN-KIS yang ia gunakan saat itu meskipun harus membayar selisih karena keinginan senditi untuk naik satu tingkat dari kelas I ke VIP room, tetapi ia tetap merasa puas karena tidak dipersulit dengan pengurusan administrasi disana yang bisa memberikan layanan terbaik baginya.  “Layanan JKN-KIS sangat bagus karena dapat digunakan dimana saja. Perawat disanapun dengan sigap melayani saya sebagai peserta. Perhitungan selisih pembayaran karena masuk VIP room diperhitungkan dengan benar dan baik,” tutupnya.