Pasific Pos.com
Papua Selatan

Launching Buku Kedua, ‘Dokter Pengidap HIV Ini Menginspirasi Banyak Orang’

drg.Maruli Togatorop bersama wartawan Harian ARAFURA News, Istya Sari Utami saat memberikan bukunya usai launching (foto:iis)

MERAUKE,ARAFURA,-Setelah sukses dengan buku pertamanya beberapa tahun lalu, drg.Maruli Togatorop kembali melaunching buku keduanya yang berjudul “Punya Arti Sebelum Mati’ bertepatan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia di Cafe and Resto The Rooftop Selasa lalu. Masih sama dengan buku yang terdahulu, pada edisi kedua ini drg.Maruli juga menonjolkan tentang perjuangan hidupnya sebagai seorang dokter yang terinfeksi HIV. Buku yang dilaunching tersebut diharapkan dapat mengilhami dan menginspirasi banyak orang terutama bagi kalangan ODHA.

Pria berusia 45 tahun yang telah terinfeksi sejak 2014 silam ini sejak setahun belakangan ini tidak lagi menyebut dirinya sebagai seorang ODHA namun cukup dengan sebutan orang yang hidup dengan HIV (ODIV ). Sebab dalam perjuangannya drg.Maruli gencar mengkampanyekan bahwa seseorang yang terinfeksi virus HIV cukup hanya sampai di virus tersebut dan tidak sampai pada tahap AIDS. Hal ini merupakan sebuah perjuangan yang dapat memotivasi masyarakat dari berbagai kalangan bahwa ketika seseorang positif terinfeksi HIV bukan berarti hidup seseorang itu berhenti.

Hal ini dapat dibuktikan dengan figur seorang dokter seperti dr.Maruli yang masih aktif melakukan aktifitas seperti biasa bahkan aktif menulis buku yang berlatar belakang kisah nyata hidup beliau sendiri. Kepada wartawan Dokter Maruli mengemukakan, buku yang ia tulis berisi kisah perjalanan hidupnya yang masih bisa survive meskipun mengidap HIV. Saat ini ia aktif bekerja di RSUD Merauke tepatnya di Klinik Anim Ha yang secara khusus menangani pasien pengidap HIV. Ketika pertama kali mengetahui dirinya mengidap HIV, ia berusaha tegar bahkan tidak pernah berniat sedikitpun untuk menutupi statusnya itu.

Tujuannya adalah memberikan edukasi positif agar orang lain tidak tertular seperti dirinya dan dapat memproteksi diri masing-masing. Buku kedua yang ia tulis sebenarnya merupakan lanjutan dari buku pertama dimana ia menuliskan tentang kisah hidupnya yang harus tetap berguna bagi orang lain meskipun ada virus di dalam tubuhnya. “Saya menyadari bahwa hidup dengan HIV bukan akhir dari segalanya namun saya masih bisa berguna bagi orang lain.

Hingga saat ini saya masih hidup sehat dan normal seperti orang lain pada umumnya dan rutin mengkonsumsi obat dengan disiplin. Sekarang jumlah virus di dalam darah saya sudah tidak terdeteksi lagi dan itu berarti saya tidak dapat menularkan virus HIV kepada orang lain,”ujarnya. Ia berusaha menghapus stigma yang salah di kalangan masyarakat terhadap orang penderita HIV bahwa sebenarnya penderita HIV masih bisa berkarya dan hidup normal.

Artikel Terkait

Papua Target Bebas Kasus HIV AIDS tahun 2030

Bams

Peduli Terhadap Penderita HIV/AIDS, Yanni Lakukan Hearing Dialog Bersama Forum Sobat Papua

Tiara