Jayapura – Hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua selama Januari 2019 menujukkan Kota Jayapura terjadi inflasi sebesar 0,26 persen.
Inflasi tersebut cenderung melambat dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 1.62 persen.
Diantara faktor pemicu terjadinya inflasi yaitu kenaikan harga pada ikan ekor kuning dengan andil sebesar 0,148 persen, upah tukang bukan mandor dengan andil 0,108 persen, bawang merah dengan andil 0,042 persen, dan beberapa komoditas dominan lainnya.
“Secara umum inflasi tersebut masih didominasi oleh pengaruh kenaikan harga pada kelompok makanan jadi,minuman, rokok dan tembakau yang memberikan andil 0,20 persen terhadap total inflasi di Kota Jayapura, ” jelas Simon Sapari, Kepala BPS Provinsi Papua, Jumat (1/2/2019).
Sementara itu di Kabupaten Merauke selama Januari 2019 terjadi deflasi sebesar 0,01 persen.
Deflasi tersebut, kata Simon, cenderung lebih rendah dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1.09 persen.
Diantara faktor pemicu terjadinya deflasi yaitu penurunan harga pada angkutan udara dengan andil sebesar 0,276 persen, cabai merah dengan andil sebesar 0,216 persen, daun singkong dengan andil sebesar 0,167 persen, terong panjang dengan andil sebesar 0,110 persen, buncis dengan andil sebesar 0,075 persen dan beberapa komoditas dominan lainnya.
Secara umum deflasi tersebut didominansi oleh pengaruh penurunan harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang memberikan andil 0,26 persen untuk menahan laju inflasi di Merauke.
Namun demikian, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga memberikan andil inflasi yang dominan dengan sumbangan sebesar 0,27 persen terhadap laju inflasi Merauke. (Zulkifli)