Timika, Hati orang tua mana yang tak sedih melihat kondisi anaknya tinggal tulang berbungkus kulit. Korneles Bokowi, bocah usia 6 tahun asal kampung Amaru distrik Derkumu kabupaten Agats – Papua, nyaris kehilangan harapan hidupnya karena mengalami kasus kekurangan Gizi.
Orang tua Kornelis, Imanuel Bokowi mengatakan, tepat satu bulan menjalani perawatan di RSUD Mimika. Sebelumnya, perawatan juga telah berlangsung satu bulan di RSUD Agats, sampai pada akhirnya dirujuk ke RSUD Mimika karena kondisi yang semakin parah.
Selanjutnya Imanuel sangat menyayangkan pelayanan RSUD Agats dengan keterbatasan yang ada.
Imanuel yang juga merupakan kepala Suku Kaigar dari suku besar Asmat itu, menyesalkan dimana hingga kini belum ada penanganan yang maksimal mengenai kasus gizi buruk. ” Bahkan untuk mau rujukan saja, harus dibatasi jumlah pengantar. Jadi, selama satu bulan saya harus berjuang seorang diri,” ujarnya.
“Kami orang tua kecewa. Masa orang nomor satu di republik bisa turun di Asmat bersama rombongannya, tetapi pelayanan sama saja,” tegas Imanuel.
Lebih lanjut Imanuel mengatakan masih banyak anak-anak dari masyarakat, baik di kabupaten maupun di beberapa distrik yang mengalami kondisi yang sama. Karena itu, ia meminta kepada Pemerintah Daerah segera melihat hal ini. Baik itu pelayanan dasar, sampai pada tingkat rujukan lanjut, misalnya ke kota Timika atau Merauke.
Untuk diketahui bahwa, Korneles bersama orang tuanya sebelum menjalani perawatan medis di distrik Agatas kabupaten Asmat Papua, bersama orang tuanya domisili di distrik Akad, lalu diantar oleh Prajurit TNI atau Babinsa setempat menggunakan Speed boat malelui jalur sungai ke kabupaten Agats. “Jadi, bisa dibayangkan betapa jauh dan sulitnya akses terhadap jangkauan pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Sementara itu, pantauan media ini, di ruangan perawatan, di ruangan Pipit (Bangsal Anak) RSUD Mimika Korneles hanya bisa duduk sambil memegang alat bantu napas atau masker oksigen. Dengan kondisi tulang terbungkus kulit, Korneles tetap memperlihatkan semangat hidupnya. Berjuang dengan waktu, sementara itu nafas dan detak jantungnya terus melaju. Seakan-akan memperlihatkan semangat juang hidupnya yang kuat.