“35 Hari Pencarian terus dilakukan aparat gabungan TNI/POLRI”
JAYAPURA,- Hingga memasuki hari ke 35, Tim Gabungan TNI-Polri masih terus melakukan pencarian terhadap empat karyawan PT. Istaka Karya yang menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata di Bukti Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga beberapa waktu lalu.
Ke-empat korban yakni RS, PR, MA, HAI hingga saat ini belum diketahui kondisinya, apakah masih dalam keadaan hidup atau meninggal dunia namun aparat gabungan masih terus berupaya menemukan keempat korban tersebut.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal mengungkapkan hingga saat ini 147 aparat gabungan telah dikerahkan dari Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawsih untuk melakukan penyisiran dari lokasi pembantaian di Bukti Kabo distrik Yigi Nduga menuju kearah Kabupaten Wamena mengingat ada beberapa korban ditemukan dalam keadaan hidup maupun tewas mengarah ke Wamena.
“Belum diketahui Kondisi keempatnya, namun kami masih berusaha mencari. Tidak mudah bagi anggota kami mencari keberadaan keempat korban kekerasan tersebut, selain medan yang cukup terjang dan cuaca yang cukup ekstrim, dalam proses pencarian,” ungkap Kamal, Senin (7/1) siang.
Ia menerangkan aksi Pembantaian dan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya terjadi pada 2 Desember 2018 lalu, terhadap 28 karyawan PT.Istaka Karya, dimana dalam aksi itu 17 orang dinyatakan tewas, 7 orang selamat, sementara empat orang diantaranya hilang hingga saat. Selain itu juga dalam kejadian itu Satu Anggota TNI Tewas atas nama Sertu Anumerta Handoko.
“Sejauh ini sudah ada 25 pekerja bangunan diluar PT.Istaka Karya telah dievakuasi guna mengantisipasi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata Pimpinan Egianus Kogoya,” ujarnya
Akibat kejadian kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata, Kamal Menerangkan sangat bedampak luas bagi pembangunan di Nduga, mulai dari pembangunan fisik yang terhenti lantaran pekerja memilih untuk meninggalkan Nduga demi keselamatan, hingga penyaluran BBM dihentikan sementara waktu oleh PT.Pertamina MOR VIII Maluku-Papua yang mengakibatkan kelangkaan dan tingginya harga Bahan bakar minyak di Kabupaten Nduga.
Disisi lain, para Tenaga Medis dan tenaga pendidik yang berada di distrik Mapenduma, Nduga pun pernah melakukan hal yang sama dengan menolak kembali di Mapenduma pasca aksi intimidasi dan kekersana seksual yang dialami salah seorang guru yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya. Bahkan hingga saat ini aktifitas pendidikan dan pelayanan medis yang ada di Mapenduma terganggu dan berdampak kepada masyarakat setempat.
Sebelum melakukan aksi pembantaian pekerja dari PT.Istaka Karya serta intimidasi dan kekerasan seksual terhadap tenaga medis dan tenaga pendidik di Distrik Mapenduma Kabupaten Nduga. Kelompok tersebut pun pernah melakukan aksi penembakan terhadap pesawat yang mengangkut aparat kemana yang hendak melakukan pengamanan pilkada di Kabupaten Nduga. Bakhan usai melakukan aksi penembakan terhadap pesawat dan aparat, kelompok tersebut pun melakukan aksi keji tanpa pri kemanusiaan terhadap warga sipil, dengan menewaskan dua pedagang dan melukai seorang bocah menggunakan sebilah kapak dan harus mendapatkan perawatan itensif.