Pasific Pos.com
HeadlineSosial & Politik

Kelompok Wanita Tani Samaria Sentani Panen Perdana Program P2L

Anggota Komisi IV DPR RI, H Solaeman L Hamzah dan Herlin Beatrix Monim, SE selaku Pembina Kelompok Wanita Tani (KWT) Samaria mama-mama Papua saat memetik buah tomat (foto Tiara).

Sentani – Kelompok Wanita Tani (KWT) Samaria mama-mama Papua dibawa binaan ibu Herlin Beatrix M. Monim, SE
melakukan panen perdana sayuran organic dari program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Kementerian Pertanian di Jl Dunlop, Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Kamis, 7 Oktober 2021.

Panen perdana ini, dihadiri langsung Anggota Komisi IV DPR RI, H Solaeman L Hamzah dan Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim, SE yang juga selaku Pembina Kelompok Wanita Tani Samaria mama-mama Papua.

Anggota Komisi IV DPR RI, H Solaeman L Hamzah mengakui jika panen perdana yang dilakukan mama – mama dari Kelompok Samaria ini, merupakan program P2L yang sumber dananya dari Kementerian Pertanian.

“Ini hasil aspirasi yang saya sampaikan kepada Kementerian Pertanian dan saya bawa ke sini dalam jumlah yang cukup besar,” kata Solaeman Hamzah yang juga sebagai Sekretaris DPW Partai NasDem Provinsi Papua kepada Wartawan disel-sela kegiatan panen perdana tanamam sayuran organic, Kamis petang (7/10).

Dijelaskan, di Papua ini, ada 40 kelompok tani yang tersebar dari Selatan sampai ke Utara Papua, termasuk Kabupaten Jayapura yang mendapatkan dua kelompok, Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom masing-masing 4 kelompok. Sementara di Selatan Papua ada Boven Digoel dan Merauke juga ada beberapa kelompok.

Lanjut dikatakan, Sulaeman Hamzah, jika program P2L ini dalam rangka menciptakan ketahanan pangan di tengah pandemic Covid-19, sehingga pemerintah punya kesungguhan untuk melihat kebutuhan masyarakat agar imun tubuh masyarakat harus tetap terjaga, sekaligus kebutuhan ekonomi masyarakat tercukupi.

“Dan saya lihat ibu – ibu Kelompok Tani Samaria mama-mama Papua di Sentani ini punya kesungguhan hati, dari kelompok utuh ada yang keluar dan ada yang masuk, saya kira ini sebuah proses akan menjadi besar dan berhasil, karena mereka yang masih bertahan ini akan terus berjuang untuk program ini menjadi program unggulan kita di Kabupaten Jayapura,” ungkapnya.

Diakui, setelah melihat hasil di lapangan dan cerita dari kelompok tani ini, Solaeman Hamzah pun berharap kelompok ini bisa menjadi besar.

“Dan tadi saya bilang, sesuai permintaan mereka, ini kita akan bantu dengan alat cultivator untuk menggemburkan tanah agar subur, dengan demikian kebutuhan hotel akan bisa pesan dari sini karena tanaman organic yang dihasilkan Kelompok P2L Samaria,” jelas Solaeman Hamzah.

Selain itu, Solaeman Hamzah juga berharap agar hasil panen dari Kelompok P2L Samaria ini bisa dilirik perhotelan untuk mencukupi kebutuhan mereka, sehingga tidak harus mendatangkan dari luar. Apalagi, hasil yang dipanen merupakan tananan organic.

Bahkan, Solaeman Hamzah merupakan satu – satunya Anggota DPR RI dari Dapil Papua yang duduk di Komisi IV DPR RI, yang memperjuangkan kepentingan petani, nelayan dan masyarakat di sekitar hutan dan program – program yang turun juga betul – betul menyentuh masyarakat petani dan nelayan serta masyarakat sekitar hutan.

Untuk itu, ia mengungkapkan, jika di sektor pertanian saja ada program alsintan, baik alat pra panen dan pasca panen ada traktor besar, traktor kecil dan cultivator dan peralatan pertanian lainnya. Pasca panen, ada alat untuk panen padi dan lainnya. Dan jika dirinci cukup banyak disitu.

Belum lagi ada sektor peternakan, perkebunan, pupuk dan Bulog yang menjadi mitra Komisi IV DPR RI sehingga komunikasi untuk memenuhi kebutuhan di seluruh Papua ini. Sehingga memang ia secara silmultan terus berusaha memperjuangkan dan memenuhi permintaan dari masyarakat yang menjadi aspirasi itu, dibawa ke pusat untuk diperjuangkan.

Sementara di Peternakan, kata Solaeman Hamzah, juga ada program ternak sapi dan ternak babi, tergantung permintaan dari masyarakat. Namun, tentu ada proses dan syarat – syarat administrasi yang harus diselesaikan dan pemerintah harus mendaftarkan mereka ke dalam simduktan.

“Sehingga setelah terdaftar dan diverifikasi kelompok itu kemudian terdaftar dan resmi menjadi mitranya untuk diperjuangkan aspirasi mereka dan semua harus terdaftar di dinas terkait,” paparnya.

Sementara itu, ditempat yang sama, Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim, selaku Pembina Kelompok P2L Samaria Sentani ini mengakui bangga dengan hasil yang dicapai mama – mama Papua yang telah melakukan panen sayuran organic itu.

“Ini kami datang untuk melihat hasil kerja dari aspirasi dari rakyat yang telah kami perjuangkan salah satunya program P2L. Tentu ini bukan kami sendiri berjuang, dalam partai tentu sama-sama dengan anggota DPR RI, H Solaeman Hamzah untuk memperjuangkan aspirasi dan kelompok ini merupakan kelompok binaan saya,” ungkap Beatrix Monim.

Apalagi selama menjadi Anggota DPR Papua, Beatrix Monim mengaku telah membina beberapa kelompok yang tersebar di Kota dan Kabupaten Jayapura, Keerom dan Sarmi.

Dikatakan, Kelompok Wanita Tani (KWT) Samaria mama -mama Papua yang dibinanya ini yang menerima bantuan program P2L, di Kabupaten Jayapura ada 2 kelompok, 4 Kelompok di Kota Jayapura, Kabupaten Keerom ada 4 kelompok dan Sarmi.

“Untuk itu, kami terus memberi pembinaan dan support, sebab yang kami bina di tengah pandemic, pemerintah punya program untuk ketahanan pangan. Bagaimana seluruh masarakat ini bisa bertahan di tengah pandemic, sehingga harus bisa mengelola lahan dan kebun serta pekarangan agar bisa menghasilkan dan juga pertumbuhan perekonomian tetap stabil,” terangnya.

Herlin Monim yang juga sebagai Wakil Ketua OKK DPW Partai Nasdem Papua ini juga mengatakan, jika pihaknya terus membina kelompok tani itu, meski ada kendala seperti jiwa bercocok tanam yang belum ada, padahal tanah subur dan bisa menghasilkan.

“Pengalaman yang diceritakan ketua kelompok, dari 30 yang tersisa hanya 5 orang. Yang lima kurang, nah ini bagaimana kita tumbuhkan motivasi, semangat dan ini tugas saya membina agar kelompok ini tidak hanya 1 orang yang bertahan dan mendapatkan hasil, tapi kalau bisa 20 orang merasakan dampaknya. Itu tujuan,” jelas Herlin Monim.

“Agar mereka ini juga bisa mendapatkan hasil penjualan, dan ekonomi masyarakat meningkat untuk dapat mencukupi kebutuhan sehari – hari,” timpalnya.

Yang jelas, sambung Beatrix Monim, jika panen ini butuh kontinuitas dan jumlahnya harus terus bertambah agar bisa dipasarkan. Untuk itu, ke depan bersama dinas terkait akan melakukan evaluasi agar hasilnya lebih maksimal lagi. (Tiara).