MERAUKE,ARAFURA,-Manager Selatan Papua WWF Indonesia, Bernadus Tethool mengemukakan, dengan diadakannya FGD terkait pengelolaan rencana kawasan strategis kabupaten ekosistem esensial Wasur, Bupul dan Bian (Wabubi) diharapkan adanya kolaborasi dan WWF dapat terus menjadi mitra masyarakat, pemerintah dan stake holder lainnya.
Diskusi kali ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan panjang yang sudah dilalui terutama untuk mendiskusikan tentang pengelolaan satu kawasan yang dianggap memiliki nilai penting yaitu kawasan koridor atau penghubung.
Dalam hal ini ada 3 kawasan konservasi yaitu Wasur, Bupul dan Bian. Setelah WWF melakukan diskusi dengan masyarakat dan melakukan identifikasi akhirnya diketahui bahwa ketiga kawasan tersebut membutuhkan pengelolaan yang cukup intensif. Sebab selain sebagai wilayah penghubung, ketiga kawasan ini juga menjadi wilayah hulu dari sungai Bian, Kumbe dan Maro (Bikuma). Ini merupakan sebuah kondisi ekosistem sehingga jika sedikit saja terganggu maka dampaknya akan di rasakan pula di Merauke. “Namun saat ini sudah terintegrasi dengan baik, tinggal bagaimana kita melakukan strategi ke depan.
Tetapi tidak hanya ditujukan untuk konservasi atau perlindungan saja tetapi bagaimana ini dibuat dalam satu strategi yang dapat dikolaborasikan dalam model pengelolaan yang lebih baik,”terangnya di hadapan peserta FGD yang dilaksanakan di Hotel Megaria belum lama ini.
Jadi bukan hanya untuk melarang namun bagaimana mencari strategi terbaik untuk pengelolaan, baik oleh masyarakat maupun stake holder kunci yang lain untuk kepentingan pembangunan. Oleh sebab itu secara detil terkait dengan proses yang sudah dilewati turut dipresentasikan dalam FGD tersebut dengan harapan dapat menjadi kilas balik bagi semua pihak sehingga saat berdiskusi dapat saling bertukar pikiran guna menemukan strategi yang baik untuk pengelolaan. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dalam diskusi ini dimana tidak hanya untuk berkolaborasi tetapi juga untuk sama-sama melihat bagaimana kawasan sistem esensial ini,”pungkasnya.