NABIRE – Bertempat di aula Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Nabire, Senin (28/1) telah dilaksanakan kegiatan launching data base penduduk Orang Asli Papua (OAP) per Suku di Nabire tahun 2018, guna mengecek apakah mengalami penurunan atau meningkat, namun yang terjadi malah dinilai menurun.
Demikian disampaikan Bupati Nabire, Isaias Douw, S.Sos.,MAP, di sela-sela kegiatan launching data base penduduk OAP khususnya suku yang ada di Nabire dan pada umumnya suku-suku yang ada di Papua ini.
Dikatakan Isaias Douw, pada hari ini kita menindaklanjuti Otonomi Khusus dan sekaligus Instruksi Gubernur Oapua tentang perhitungan data orang asli Papua, terutama dua suku besar orang asli Nabire, baik kepulauan, pesisir dan pinggiran Kabupaten Nabire.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa lahirnya Undang Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua pada intinya adalah dasar hukum untuk pemberdayaan, perlindungan atau profesi dan keberpihakan OAP. UU ini sebagai sebuah solusi atas persoalan sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan orang asli Papua.
Dengan berdasarkan pada UU Otsus tersebut terutama dalam rangka perlingdungan kepada orang asli Papua, maka Gubernur Provinsi Papua telah mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pendataan bagi OAP di Provinsi Papua hari ini, khususnya kita laksankan kegiatan di Kabupaten Nabire diharapkan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nabire sebagai dinas teknis, telah menindaklanjuti instruksi tersebut.
Mereka telah mendata orang asli Papua khususnya suku-suku di Kabupaten Nabire hasil pendataan kita saksikan peluncuran pada hari ini. “Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Nabire menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nabire telah mendata OAP dari suku-suku asli di daerah Kabupaten Nabire, karena pendataan seperti ini sangat penting dalam rangka implementasi Otsus di Papua,” jelasnya.
Kenapa harus didatakan, karena kepentingan-kepentingan politik orang Papua juga cukup besar, tetapi kenyataannya orang Papua hilang marga, orang asli Papua tidak memahami dan tidak lihat baik dengan adanya kesibukan hingga harus didata baik karena kita campur baur dan semua marga semakin hilang apalagi perorangan ini dengan adanya ada penyebab dan akibatnya baik dari suku pesisir maupun suku pegunungan di wilayah ini sudah hilang.
Akhirnya kami pernah masukan, saran dan pendapat kepada Gubernur Papua supaya kita didata ulang yang jelas bagi OAP yang sebenarnya dan sebetulnya. Suku asli Nabire itu siapa, maka kita adakan kegiatan launching di wilayah Meepaga khususnya Nabire kita laksanakan kegiatan hari ini, maka pada kesempatan ini para tokoh, masyarakat, adat, LSM, perempuan, pemuda dan agama perlu melaporkan marga yang hilang di tengah-tengah kita.
Baik dari kepulauan, pesisir maupun dipinggiran karena pendataan seperti ini sangat penting dalam rangka implementasi Otsus di provinsi Papua hanya kita ingat yang tidak-tidak saja akan tetapi kita perlu ingat keturunan-keturunan kita, khususnya OAP. Karena Papua ini perempuan yang cantik.
“Hingga semua orang baku rebut, maka orang Papua mati tiba-tiba saja seperti binatang dengan adanya melihat kekayaan alam Papua yang melimpah diatas tanah ini semua orang mengarah ke Papua hingga orang Papua mati di tengah-tengah kekayaan alam , maka saya minta pada hari ini orang Papua tidak boleh jual tanah atau lokasi ingat anak cucu kedepan,” tegasnya.(modes)