Pasific Pos.com
Ekonomi & Bisnis

IPOT Target Pertumbuhan Inklusi Keuangan Lebih dari 90 Persen

Jakarta – Head of Marketing IPOT dari PT Indo Premier Sekuritas, Paramita Sari selaku penyelenggara IPOT Investar 2020 menegaskan Indo Premier Sekuritas mendukung penuh target pertumbuhan inklusi keuangan di atas 90 persen pada 3 tahun mendatang (2023) yang dicanangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Paramita mengatakan melalui berbagai program edukasi dan literasi keuangan secara digital di masa pandemi Covid-19, konkretnya dengan gelaran IPOT Investar 2020 di Bulan Inklusi Keuangan 2020 (BIK 2020) Oktober ini.

Ia menjelaskan investasi di pasar modal adalah salah satu tanda nyata berjalannya inklusi keuangan, karena hal ini pada dasarnya merujuk pada jumlah orang yang menjadi investor karena memang sudah memahami pentingnya mengelola keuangan dengan baik, salah satunya dengan berinvestasi. Kendati demikian, inklusi tanpa literasi mumpuni tidak akan bermakna signifikan.

“Strategi yang kita ambil di tengah pandemi Covid-19 adalah penguatan edukasi digital dengan IPOT Investar. Webinar series ini menghadirkan para pembicara ternama yang diharapkan bisa menginspirasi masyarakat dalam investasi di pasar modal,” kata Paramita, Selasa (13/10/2020).

Ia menambahkan, pada Oktober ini masyarakat umum melalui IPOT Investar bisa berguru secara gratis tentang perencanaan keuangan, analisis fundamental dan analisis teknikal dari para bintang tamu yang tidak asing lagi mulai dari Raditya Dika (penulis, komedian, sutradara dan aktor), Rivan Kurniawan (Indonesia Value Investor) hingga Ryan Filbert (praktisi dan inspirator investasi No. 1 di Indonesia).

Menurutnya, Raditya Dika telah menginspirasi masyarakat dengan berbagi pengalaman pertama berinvestasi reksa dana saham serta memberikan tip dan trik untuk investasi untuk investor pemula pada Sabtu, 10 Oktober 2020.

Rivan Kurniawan akan membahas analisis fundamental untuk menilai harga wajar suatu saham menggunakan metode valuasi untuk membantu investor memilih perusahaan yang tepat pada Sabtu, 17 Oktober 2020 dan Ryan Filbert akan membahas mengenai pengenalan dasar analisis teknikal dan membaca grafik saham dengan mudah pada Sabtu, 24 Oktober 2020.

Sementara itu, Penulis, komedian, sutradara dan aktor nasional, Raditya Dika mengaku tertarik dengan investasi di pasar modal karena compound interest (bunga berbunga) yang luar biasa untuk berbagai tujuan keuangannya. Hal ini diakuinya saat menjadi narasumber Webinar Series IPOT Investar 2020 yang diselenggarakan Indo Premier Sekuritas dalam menyemarakkan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020 pada Sabtu, 10 Oktober 2020.

Di acara bertajuk “Kaya Tapi Maya” Radit menegaskan bahwa keputusannya berinvestasi bukan untuk kaya, tetapi untuk mencapai berbagi tujuan keuangan yang dimilikinya, seperti dana darurat, dana pendidikan anak, dana resepsi pernikahan hingga dana pensiun.

“Gua investasi bukan untuk kaya. Gua kaya bukan dari investasi. Investasi adalah sarana untuk mencapai tujuan keuangan gua,” tegasnya di webinar yang diikuti sedikitnya 1.500 peserta di platform Zoom dan 4.000 peserta live di platform Youtube Indo Premier.

Di webinar ini Radit menceritakan perjalanan investasi pertamanya di deposito saat berumur 21 tahun dan baru 2-3 tahun kemudian meramu sendiri portofolionya di reksa dana dan saham, seiring dengan bertambahnya tujuan keuangan yang dimilikinya.

“Satu hal yang menarik dari tema Kaya Tapi Maya ini, mau artis, pejabat, ibu rumah tangga dan siapa pun yang kita kenal, punya mobil 3 M atau 2 M, buat kita itu asetnya doang. Ketika liat di IG seperti itu, kita liat asetnya doang. Kita tidak tahu cash atau utangnya,” terang Raditya.

Pesan penting tema Kaya Tapi Maya ini adalah jangan terlalu terburu-buru pingin jadi orang lain hanya karena image yang dicitrakan di Instagram atau media sosialnya.

Tak mengherankan, hingga kini sosok Radit memang tetap memilih gaya hidup minimalis, karena ia lebih mengedepankan jaminan keuangan hingga masa depan, salah satunya dengan investasi di reksa dana dan saham yang saat ini sudah sangat mudah dengan aplikasi dan terjangkau dari sisi modal yang dibutuhkan untuk memulainya. (Zulkifli)