Pasific Pos.com
Info Papua

Ini Penjelasan Kepala BNPB Terkait Banjir Bandang di Kabupaten Jayapura

Jayapura – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan kendati pihaknya belum menemukan jawaban yang akurat, tetapi paling tidak ada tiga faktor penyebab banjir bandang di Kabupaten Jayapura yakni topografi, kemiringan pada cagar alam Cycloop sangat terjal.

“Kemudian lapisan tanahnya sangat tipis dan terdapat bebatuan yang ditutupi oleh sejumlah tanaman, ketika ada sedikit saja tanaman yang terpotong atau terkupas, maka ini akan memudahkan terjadinya longsor, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat maka longsor bisa sangat cepat terjadi, “jelas Doni, di Jayapura, Senin (18/3/2019).

Faktor kedua, kata Doni, adalah cuaca, intensitas hujan yang sangat tinggi pada Sabtu (16/3/2019) pukul 18.00 WIT, jadi hanya dalam waktu 5 jam 30 menit terjadi penampungan air di kawasan cagar alam Cycloop.
“Kemudian daya tampungnya juga sudah terbatas, sehingga cepat mengalir ke tempat yang rendah, “imbuhnya.

Faktor ketiga adalah manusia, menurut Doni, sebagian dari kawasan Cycloop telah dijadikan kawasan perkebunan.

“Harus ada komitmen dari semua pihak termasuk dari para tokoh di Papua khususnya di Sentani mengajak masyarakat kita dengan sukarela meninggalkan kawasan Cycloop, kalau tidak, cepat atau lambat akan menjadi korban apabila terjadi longsor dan banjir, “tegas Doni.

“Imbauan yang telah disampaikan banyak pihak baik di kalangan pemerintah daerah dan juga tokoh masyarakat hendaknya dipatuhi. Kemudian peran tokoh agama terutama para pendeta untuk mengingatkan warga kita semua agar mau mengikuti aturan yang ada, cagar alam ini harus kita lindungi, upaya yang dilakukan adalah mengembalikan fungsi konservasi dengan menanam pohon, “sambungnya.

Dikatakan, Papua memilik banyak tanaman yang bernilai ekonomis, tanpa menebang pohon masyarakat bisa mendapatkan keuntungan ekonomis dan ekologis,  sudah mulai dilakukan di banyak tempat di Papua termasuk tanaman kopi dan matoa.

Bupati Jayapura, Mathias Awoitouw menyampaikan cuaca yang tidak menentu beberapa hari kedepan sehingga pihaknya berharap masyarakat dan semua pihak memperhatikan imbauan dari para pihak terkait untuk berpatisipasi menanggulangi peristiwa kemanusiaan ini.

Bupati menambahkan, tiga tahun lalu Pemerintah Kabupaten Jayapura telah menetapkan perlindungan kawasan penyangga cagar alam Cycloop dan telah disampaikan  disetiap kesempatan.

Kemudian bekerjasama dengan BKSDA untuk 5 titik yang menjadi tempat pengawalan cagar alam dari Polisi Hutan (Polhut) dan  aktivis lingkungan terlibat di dalamnnya bersama dengan pemerintah, “ucap Bupati.
Namun Bupati sangat menyayangkan lantaran imbauan untuk menjaga kawasan cagar alam tidak mendapat respon oleh tokoh-tokoh masyarakat bahkan pihaknya menggelar festival adalah sebagai upaya untuk melindungi dan menjaga kawasan cagar alam Cycloop.

“Warga yang berada di kawasan cagar alam Cycloop datang dari daerah lain datang berkebun di kawasan tersebut, ini harus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Papua untukj menertibkan imigrasi kependudukan sekaligus upaya pembangunan berdasarkan data kependudukan yang ada supaya bisa efektif program kerjasama antara pemerintah daerah, “kata Bupati.

Pada kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan masa tanggap darurat sampai 14 hari kedepan. (Zukifli)