Pasific Pos.com
Papua Barat

Hujan Turun, Saatnya Kami Angkat Barang

Manokwari, TP – Beberapa kompleks permukiman di Kota Manokwari sampai saat ini masih menjadi langganan banjir. Memang, bukan banjir yang deras, namun disaat musim penghujan seperti saat ini genangan air muncul dari berbagai sumber.

Bukan hanya dari luapan sungai yang tak jauh dari lingkungan pemukiman warga, namun air yang menerobos rumah-rumah warga ini juga berasal dari drainase dan juga dampak dari pembangunan di Manokwari, terutama pembangunan yang lokasinya berada lebih tinggi dari kompleks pemukiman tersebut.

Dan, kondisi ini cukup menguras tenaga dan menimbulkan kekhawatiran. Sebab, air mencapai pinggang orang dewasa, bahkan ada yang melaporkan hingga 2 meter.

Beberapa hari ini terakhir, hujan terjadi tiap sore hingga malam hari, waktunya istirahat, warga harus tetap siaga dan berjibaku dengan perabotan untuk segera diangkat dan dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Memang tidak lama, namun, genangan air saat surut akan meninggalkan tanah-tanah yang jika tidak segera dibersihkan akan susah proses pembersihannya.

Beberapa kompleks yang menjadi langganan banjir adalah, kampung Bugis, kampung Jawa, kampung Makasaar, Wosi Lembah Hijau, Tanimbar, Kompleks Handoko, Jl. Nusantara dan Maduraja. Kemudian genangan air sering terjadi di Sanggeng (depan Bank Papua), depan Pertamina, Jl Trikora depan Kompleks Makasar, dan depan Pelabuhan Manokwari serta di jl Reremi Puncak.

Warga Kampung Jawa, Arsad kepada Tabura Pos mengungkapkan kekhawatirannya. Selain dirinya, warga yang terdampak banjir di kampung Jawa ada dua RT, yakni RT 01 RW10 dan RT02 RW 10. Ia mengatakan, Kampung Jawa termasuk daerah langganan banjir karena aliran air yang berasal dari Kompleks Makassar yang berada lebih tinggi. Sementara kampung Makassar sendiri terdampak dari bangunan di atasnya.

“Karena tidak berfungsinya drainase dengan baik sehingga saat hujan turun air tidak mengalir ke drainase melainkan merembes kejalan hingga masuk ke pemungkiman warga. Ada dua RT di Kampung Jawa yang kena banjir, RT 01 RW10, dan RT 02 RW 10, kalau rumah yang terkena ada sekitar 30 rumah. Memang kita setiap hujan deras disini pasti banjir karena air dari kompleks Makassar, mereka juga begitu air datang dari atas, drainasenya tidak berfungsi baik jadi masuk ke pemungkiman, saat hujan ya kita harus angkat barang,” tuturnya.

Arsad berharap, pemerintah daerah bisa memperhatikannya dengan baik, khususnya drainase agar diperbaiki kembali.

Warga Kampung Bugis, Ahmad juga mengatakan, genangan air yang terjadi kompleksnya mencapai setinggi pinggang orang dewasa. Air ini berasal dari luapan air laut yang sedang pasang.

“Kemarin memang hujan deras sekali ditambah air laut pasang jadi air naik. Kebetulan disini kita dihimpit dua sungai, ada sungai besar dan ada sungai kecil, sebenarnya kalau air laut tidak pasang air tidak naik. Kemungkinan hanya disungai saja karena aliran sungai lancer. Sejak ada motor sampah sudah tidak ada warga yang buang di sungai lagi, hanya saja drainase dan parit-parit di sini kecil, ini juga perlu diperhatikan pemerintah,” tukasnya.

Selain meninggalkan sampah, genangan air di sejumlah kompleks dan titik jalan di Kota Manokwari juga meninggalkan kerusakan jalan. Badan jalan rusak karena tergerus air, salah satunya di sekitar jalan Reremi Permai samping SMK Negeri 1 Manokwari. Sebelumnya jalan itu sempat diperbaiki warga dengan menggunakan pasir dan dicor, kini kembali rusak karena tergerus air. [CR45-R3]