Pasific Pos.com
HeadlineSosial & Politik

Hasil Kunker Komisi IV DPR Papua, Temukan Fasilitas dan Sarana Penunjang Venue Menembak Belum Tuntas

Ketua Komisi IV DPR Papua, Beatrix Herlin Monim, SE didampingi Anggota Komisi IV DPR Papua saat melakukan Kunker ke Venue Menembak di Doyo, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (12/07). Foto Tiara.

“Diperkirakan Baru Mencapai 60 Persen”

Sentani – Dari hasil Kunjungan Kerja (Kunker) Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR Papua menemukan sejumlah fasilitas atau sarana penunjang di Venue Menembak yang ada di Doyo, Sentani, Kabupaten Jayapura yang hingga kini belum tuntas dibangun.

Padahal, pelaksanaan PON XX tahun 2021, sudah di depan mata atau tinggal beberapa bulan lagi. Namun, pembangunan draenase, pagar dan penataan kawasan di venue menembak itu, diperkirakan baru mencapai 60 persen.

Dalam kunjungan kerja itu, dipimpin langsung Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim,SE didampingi Anggota Komisi IV DPR Papua, Apeniel Sani, Herman Yogobi, Timotius Wakur, Yotam Bilasi, Alfred F Anouw dan Arnold Walilo di Venue Menembak, Rabu siang 14 Juli 2021.

Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim mengakui kunjungan ke venue menembak di Sentani itu, untuk melihat capaian atau progress dalam pembangunan venue itu, termasuk sarana pendukung yang dikerjakan Dinas PUPR Provinsi Papua yang menjadi mitra Komisi IV DPR Papua.

“Ada pekerjaan pagar, penataan kawasan dan draenase di venue menembak. Tapi, kita lihat hari ini, tinggal 80 hari lagi PON Papua digelar, tapi sampai saat ini kondisinya masih seperti ini,” ungkap Beatrix Monim kepada wartawan.

Padahal, tandas Politisi Partai NasDem ini, pembangunan fasilitas penunjang itu, harus dipacu secepatnya agar segera selesai sebelum digelar PON XX.

Untuk itu, kata Beatrix Monim, Komisi IV DPR Papua akan segera memanggil Dinas PUPR untuk memastikan kapan penyelesaian pembangunan fasilitas pendukung di venue Menembak itu.

“Tentu kan tidak hari H diserahkan. Harusnya minimal 1 bulan sebelum hari H sudah diserahkan pekerjaan ini, untuk dikemudian diatur dan ditata dengan baik oleh penyelenggara, PB PON Papua, namun sampai hari ini, masih seperti ini. 80 hari itu, kan tidak sampai 3 bulan, ya kalau dihitung cukup terlambat,” ujarnya.

Untuk itu. pihaknya berharap agar dapat diselesaikan dengan cepat.

“Tapi ada beberapa kejanggalan seperti dilaporkan oleh Sub PB PON Kabupaten Jayapura bahwa pagar sebenarnya menurut tim delegate tidak boleh ada pagar untuk cabor menembak melayang, tapi kenyataan sudah dibangun fondasi,” bebernya.

Menurutnya, seharus ada koordinasi antara Dinas PUPR dengan pihak ketiga yang mendapatkan pekerjaan harus berkomunikasi untuk kepentingan bersama.

“Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Karena ini satu kesatuan antara yang membangun venue dan penataan kawasan ini harus sama, karena cabor punya persyaratan dalam penyelenggaraan pertandingan. Dinas PUPR harus memperhatikan semua terkait dengan ketentuan-ketentuan dalam pertandingan,”tekannya.

Bahkan, legislator Papua ini pun mengungkapkan, jika untuk pembangunan pagar di venue menembak itu, dianggarkan sebesar Rp 14,8 miliar. Untuk penataan kawasan dianggarkan sebesar Rp 13,8 miliar.

“Itu dinas yang menghitungnya. Kita akan bertanya, sejauh ini Rp 14,8 miliar dan Rp 13,8 miliar, namun kondisinya masih seperti ini. Harusnya minimal, kita datang tinggal dicat saja, sehingga bisa selesai,” cetusnya.

Terkait dengan kejanggalan itu, kata Beatrix Monim, Komisi IV DPR Papua akan memanggil Dinas PUPR dalam waktu dekat untuk menjelaskan pekerjaan penataan kawasan dan pagar di venue menembak.

“Saat ini, rekan-rekan wartawan bisa melihat sendiri kan. Dimana penataan kawasan di Venue Menembak ini, baru penimbunan seperti ini. Kan kawasan ini, bukan hanya batu dan pasir, tapi juga butuh tanaman dan lainnya, namun sampai hari ini masih seperti ini,” tutup Beatrix Herlin Monim, (TIARA).