Pasific Pos.com
Papua Barat

Fredrik Rumbiak Berikan Pelatihan Komputer Gratis Bagi Mahasiswa Asli Papua

Manokwari, TP – Bermodal kemampuannya dalam mengoperasikan komputer, Fredrik Rumbiak terpanggil untuk mengabdikan diri kepada negeri dengan membuka kursus komputer secara gratis bagi pemuda-pemudi Asli Papua.

Rumbiak menuturkan, dirinya merasa terpanggil menyalurkan ilmunya setelah mendengar keluhan-keluhan pemuda-pemudi asli Papua yang pada saat mengikuti test kerja di dunia swasta banyak yang gagal karena tidak memiliki kemampuan mengoperasikan computer, apalagi memiliki sertifikat keahlian.

Ia menuturkan, dirinya berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Papua Barat. Agar tetap bisa memberikan pelatihan kepada pemuda-pemudi, khususnya mahasiswa, Ia melakukannya saat libur berkantor.

“Seperti kemarin, kita memanfaatkan waktu libur lebaran untuk memberikan pelatihan komputer secara gratis bagi mahasiswa-mahasiswi asli Papua yang sedang menjalani studi akhir. Pelatihan sudah berlangsung sejak tanggal 4 Juni dan telah berjalan sampai hari ini, (kemarin,red) di Asrama Fakfak. Kebetulan, ade-ade mahasiswa di asrama Fakfak bersedia menyiapkan tempat, dan menyiapkan komputer, sehingga saya tinggal menyiapkan modul pelatihan dan menyiapkan waktu untuk mengajar,” tutur Rumbiak kepada Tabura Pos di asrama Fakfak Kampung Cabang II, Selasa (11/6) malam.

Diakuinya, sebelum di Asrama Fakfak, pelatihan computer telah dilakukan dan berpindah-pindah menyesuaikan tempat yang disediakan, sehingga dirinya tinggal memanfaatkan laptop, modul dan waktu untuk mengajar. “Kebetulan, ade-ade yang mengikuti kursus gratis ini tidak hanya dari Fakfak tetapi ada juga ade-ade mahasiswa dari kabupaten lain yang juga ikut dalam pelatihan ini,” kata Rumbiak kemarin.

Ia mengungkapkan, pelatihan mengoperasikan computer secara gratis sudah dilakukannya sejak lama. Tahun lalu, memberikan kursus komputer bagi pengurus gereja, Jemaat GKI Petrus Kafiar, dan pemuda-pemudi asli Papua di Kampung Bremi, Distrik Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari.

Sebagai dasar pengoperasiannya, Rumbiak mengatakan saat latihan fokus pada program Microsoft Office, baik itu Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft PowerPoint. “Tujuannya, agar ilmu yang telah didapati ade-ade mahasiswa ini dapat menunjang tugas-tugas mereka pada studi akhir mereka dan juga sebagai bekal mereka saat melamar kerja nanti. Saya fokus pada pelatihan Microsoft Office, atau Aplikasi Perkantoran ini, karena saya melihat beberapa lowongan pekerjaan khususnya swasta, mewajibkan para pencari kerja harus mampu mengoperasiokan Microsoft Office,” jelas dia.

Selama sepekan memberikan pelatihan, Rumbiak mengklaim, mereka sudah bisa mengoperasikan program microsoft office, mulai dari pengenalan hingga pengoperasiannya. Sehingga, tinggal dikembangkan sesuai kebutuhan mereka.

Disinggung kendala apa yang dialami selama memberikan pelatihan, Ia mengatakan pemberian sertifikat. Menurutnya, dimanapun tempat pelatihan usai mengikuti pelatihan akan diberikan sertifikat sebagai bukti bahwa mampu mengoperasikan computer. Namun, karena dilakukan secara pribadi dan bukan yayasan, sehingga pelatihan yang diberikan tanpa diberikan sertifikat keahlian komputer.

“Kalau mereka mengikuti kursus di lembaga atau yayasan kursus komputer, maka harus mengeluarkan biaya yang tidak kecil, inilah yang sering menjadi kendala bagi teman-teman yang berekonomi lemah. Karena mereka tidak mendapatkan kiriman untuk mengikuti kursus komputer,” terangnya.

Pada kesempatan itu, dirinya berharap, ada perhatian dari pemerintah agar ada kerja sama dengan lembaga atau yayasan kursus komputer yang mampu mengeluarkan sertifikat keahlian komputer. Sehingga, lanjut dia, pemuda-pemudi dan mahasiswa asli Papua yang telah mengikuti pelatihan bisa mendapatkan sertifikasi keahlian. “Supaya pada saat mereka menyelesaikan studinya mereka tidak hanya mengantre pada pencerimaan CPNS tetapi mereka juga dapat diserap pada perusahan-perusahan swasta,” ujarnya.

“Kursus komputer yang selama ini kita berikan hanya sebatas skill. Tujuannya untuk menopang mereka dalam menyelesaikan studi akhir sehingga mereka dapat menerapkan setelah mereka keluar dari bangku perkuliahan. Selama ini kalau kita ikuti di media massa, pimpinan-pimpinan daerah biasanya menegaskan, dunia kerja swasta harus menerima atau merekrut pencari kerja orang asli Papua. Tetapi, perusahan swasta memiliki aturan, maka kita harus mempersiapkan mereka, agar ketika mereka masuk di dunia kerja mereka sudah mampu bersaing. Ya, inilah harapan saya, maka saya meluangkan waktu liburan ini untuk memberikan pelatihan komputer gratis bagi ade-ade ini,” imbuh Rumbiak.

Soal waktu kursus, Ia mengatakan fleksibel menyesuaikan waktunya dan peserta kursus. Selain itu, memberikan banyak waktu dan kesempatan untuk saling diskusi. “Inilah saatnya kita membangun manusia Papua. Percuma kalau kita bicara infrastruktur tetapi tidak didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Saya hadir hanya untuk mempersiapkan mereka, sebab kelak merekalah yang akan mengantikan kita,” kata Fredrik Rumbiak yang mengaku bahwa kursus tersebut masih mandiri belum mendapatkan perhatian pemerintah daerah.

Salah satu peserta kursus Dionisius Hegemur mengaku senang dan memberikan apresiasi kepada pelatihnya, karena dengan kebaikan dan pengabdiannya bersedia membagikan ilmunya secara gratis dan meminjamkan laptopnya secara sukarela.

“Jujur saja, saya tidak begitu paham dalam mengoperasikan computer khususnya aplikasi microsoft office, tetapi dengan adanya kursus ini saya tahu meskipun tidak begitu mahir. Dengan apa yang saya dapat ini sangat menunjang saya dalam menyelesaikan studi akhir saya,” kata Hegemur kepada Tabura Pos disela-sela kursus.

Mahasiswa semester akhir di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua ini berharap, pelatihan tersebut mendapat perhatian pemerintah sehingga para peserta kursus bisa diberikan sertifikat keahlian.

“Sehingga pada saat kita menyelesaikan studi akhir, kita tidak hanya memperoleh ijasah saja tetapi kami juga memiliki sertifikat keahlian komputer yang nantinya menjadi bekal kita saat mencari pekerjaan,” pungkasnya. [FSM-R3]