Pasific Pos.com
Papua Barat

Dibanding ke Sekolah, Anak di Kampung Saray masih Banyak yang ke Kebun

Manokwari, TP – Orangtua murid di Kampung Saray, Distrik Sidey belum sepenuhnya mendukung anak-anak mereka untuk bersekolah. Hal itu terlihat dari diikutkannya anak ketika orangtua pergi ke ladang.

“Pendidikan di Saray tidak mengalami kendala. Hanya saja, dalam satu posisi orangtua murid kurang ambil bagian dalam kependidikan. Dalam arti, tidak mengikutsertakan anak-anak atau mendukung anak untuk sekolah. Dengan demikian, ketika orangtua pergi ke ladangg, anak-anak juga ikut ke ladang, panen rica (cabai) ikut panen,” ujar Kepala SDN 79 Saray, Andreas Jati kepada wartawan di sekolahnya, di Kampung Saray, Distrik Sidey, Sabtu (19/1).

Oleh karena itu, kata dia, sejak dilantik sebagai kepala sekolah pada 6 Agustus 2018, dia mengubah pola pendidikan di sekolah itu. Kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan mulai pukul 07.20-12.00 WIT. Tapi pada sore hari kegiatan ekstrakurikuler.

“Dalam arti, mereka disuruh, misalnya, membawa tepung terigu untuk bagaimana membuat kue. Lalu buat sapu, sehingga dengan kegiatan itu mereka sendiri tahu bahwa ada beban. Tapi kalau dalam hal lain tidak ada, kendalanya hanya itu,” sebutnya.

Kendala lain, kata dia, adalah mayoritas penduduk adalah masyarakat asli Saray. Oleh karena itu, jika perkembangan semakin baik tahun-tahun mendatang dan banyak  pendatang masuk ke Kampung Saray, maka sekolah dan pendidikan di kampung itu dipastikan akan ikut berkembang.

“Tadi juga kepala dinas pendidikan ada datang dan saya sampaikan bahwa akan dibangun PAUD di kompleks SD ini. Jadi beliau terima dan bilang itu lebih baik, sehingga bisa melihat perkembangan pendidikan ke depan,” ungkapnya.

Dia menyebutkan murid di sekolah itu sebanyak 48 orang. Para murid sekolah itu menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) per anak per tahun sebanyak Rp 800 ribu.

“Tapi karena kebijakan dari pemerintah provinsi, sehingga sekolah-sekolah pinggiran yang jumlah muridnya 10-30 anak dibulatkan menjadi 60 orang. Jadi kalau Saray ini terima per semester satu triwulan itu sebanyak Rp 9,6 juta. Tapi ada perkembangan di tahap kedua, atau triwulan dua itu sebanyak Rp 19,2 juta. Itu sudah dipikirkan pemerintah pusat juga soal kebutuhan pengadaan untuk tahun ajaran baru seperti pembelian buku dan lain-lain,” sebutnya.

Mengenai guru di sekolah itu, dia mengatakan, ada guru PNS dan guru honor dengan total sebanyak tujuh orang guru. “Kalau guru-guru PNS ada 4 orang termasuk saya, dan honor ada 3 orang. Honor itu dari guru kontrak ada satu orang dan honor biasa dua orang,” sebutnya lagi.

Untuk ruangan kelas, kini berjumlah tujuh ruangan dari sebelumnya lima ruangan. Dengan tambahan dua ruangan itu, kata dia, satu ruangan akan dimanfaatkan sebagai kantor.

“Selain itu ada juga fasilitas untuk guru, seperti rumah guru yang dibangun tahun 2015 dan rumah dinas kepala sekolah serta rumah penjaga sekolah yang sementara dalam pembangunan,” ujarnya.

Dia berharap ke depan Kampung Saray dan SDN 79 Saray lebih berkembang dan maju. Apalagi, ke depan Kampung Saray akan dijadikan sebagai kampung pariwisata.

“Saya melihat bahwa titik di sini adalah satu bagian yang ke depan ramainya ada di sini. Karena Pak Bupati juga tadi bilang daerah ini akan jadi daerah pariwisata,” tandasnya. (BNB-R3)