Bahkan, anggota Komisi IV DPR Papua ini juga mengingatkan para mahasiswa yang ada di 15 asrama itu, tidak boleh keluyuran atau keluar dari asrama untuk bergabung dalam kelompok yang besar.
“Ya, saya ingatkan jangan keluyuran. Kalau bisa berdiam diri di asrama masing-masing, jika tak ada keperluan yabg mendesak. Apalagi ini sudah ada imbauan dari pemerintah, sehingga kita beri dukungan Bama di asrama mahasiswa itu, semata-mata mereka bisa fokus di tempat karena kampus juga diliburkan tapi tetap belajar di rumah,” ujar BMD.
Setelah memberikan Bama itu, BMD juga mengontrol asrama itu. Sebab, ada sejumlah keluhan masalah jaringan internet atau wifi di masing-masing asrama, termasuk juga pembayaran rekening listrik, air dan lainnya.
“Jadi yang belum dibayar, saya mendukung untuk penyelesaian pembayaran wifi agar di asrama masing-masing tidak ada masalah internet, sehingga selama karantina wilayah, kami memproteksi adek-adek mahasiswa ini tetap di tempat karena pelayanan wifi mereka tersedia,”ucpanya.
Dikatakan, sesuai laporan dari mahasiswa, mereka juga belum menerima bantaun dari pemerintah daerah dari empat kabupaten itu, namun hal itu tidak masalah, karena ia mewakili pemerintah dan pihaknya juga sudah membangun komunikasi bersama dengan Bupati Supiori, Biak, Waropen dan Kepulauan Yapen.
“Meskipun mereka tidak ada disini, tapi saya ada sebagai anggota DPR Papua perwakilan dari keempat kabupaten itu, sehingga bisa mengambil langkah untuk itu, lainnya kita bisa komunikasi,” tuturnya.
Namun dirinya pun berharap, lima anggota DPR Papua dari wilayah adat Seireri bisa bersatu, tentu dapat mengcover para mahasiswa yang ada di asrama – asrama itu selama lima bulan ke depan.
“Jadi kalau saya bisa cover untuk 1 bulan, terus selanjutnya teman-teman lain lagi bisa cover untuk satu bulan. Berarti adik-adik mahasiswa ini bisa bertahan lima bulan ke depan, jika mau karantina wilayah selama lima bulan, Oleh karena itu, setiap anggota DPR Papua bisa menangani hal itu,” harapnya.