Pasific Pos.com
Lintas Daerah

Demo Damai, IMPAK Minta Pemda Bangun Pasar dan Benahi Transportasi

Timika, Ikatan Mama-mama Papua Amungme Kamoro (IMPAK) menggelar aksi demo damai di depan kantor Pusat Pemerintahan, dalam aksinya mereka menuntut pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika membangun pasar khusus bagi mereka serta membenahi sistem transportasi karena dinilai biaya transportasi (ojek) sangat mencekik.

Koordinator aksi demo IMPAK Emma Natkime dalam orasinya mengatakan, pasca pemerintah merelokasi pedagang mama-mama Papua ke pasar sentral, banyak penjual yang didominasi oleh mama-mama AK tidak memiliki tempat untuk berjualan karena sudah di tempati semua oleh pedagang non Papua, sehingga tidak ada kepastian tempat jualan.

“Jadi saya sampaikan pasar lama ini, kami yang buka pasar lama tapi kami diusir, ke pasar baru, sedangkan disana banyak pedagang non papua trus kami mau jualan dimana,” jadi bupati harus siapkan pasar tersendiri bagi mama-mama Papua,” kat Emma saat menyampaikan aspirasi didepan Asisten I Setda Kabupaten Mimika, Kamis (20/6).

Ia menjelaskan, Pemerintah dalam melaksanakan sesuatu kegiatan harus sesuai dengan program dan bagaimana memberikan solusi. Namun banyak mama-mama AK yang tidak memiliki tempat untuk berjualan, akhirnya mau tidak mau mereka harus kembali berjualan di sepanjang jalan Bhayangkara yang rawan terjadi kecelakaan, serta terkena hujan dan panas, disisi lain akan berdampak pada hasil pendapatan yang sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Oleh sebab itu oda kesempatan tersebut dirinya meminta kepada pihak Pemkab Mimika dalam hal ini Bupati agar membangun pasar khusus bagi mama-mama AK di lokasi eks pasar swadaya, sehingga ada tempat yang pasti untuk mereka berjualan.

“Kami (mama-mama AK) yang diusir dari pasar lama ke pasar baru, apakah pemerintah sudah pikir dampaknya atau tidak? Kami (mama-mama AK) tidak bisa bersaing untuk mencari keuntungan, tapi bagaimana kami hanya bisa berjualan untuk kebutuhan setiap hari,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama dirinya menyoroti biaya transportasi (ojek) pasca relokasi mama-mama AK ke pasar baru yang mana mereka harus mengeluarkan Rp 60 setiap harinya hanya untuk bisa menjual hasil kebunnya. Karena diketahui mama AK banyak yang berdimisili di Kwamki Narama, Nawaripi, SP1 dan SP 4

“Melihat kondisi jarak dari kwamki barang, sp2, sempan, nawaripi, SP1 ongkos biaya sangat mahal, jualan kita sehari hanya untuk biaya transportasi,” ungkapnya.

Usai berorasi, para pendemo membacakan 4 tuntutan dalam bentuk pernyataan sikap yang mana meminta kepada Pemkab Mimika untuk membangun pasar mama-mama AK di lokasi yang disepakati oleh mama-mama AK, seperti pembangunan pasar mama-mama Papuandi Jayapura. Usai membacakan pernyataan sikap selanjutnya diserahkan kepada Asisten I Bidang Pemerintahan yang mewakili Bupati Mimika.

Pada kesempatan yang sama, Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Mimika Demianus Katiop mengatakan, aspirasi yang telah disampaikan oleh mama-mama AK nantinya akan dibahas pada haru Selasa tanggal 25 Juni mendatang yang akan dipimpin oleh Bupati Mimika.

Oleh seba itu, dirinya meminta waktu selama seminggu lebih untuk melakukan rapat. Hasilnya akan disampaikan kepada mama-mama AK di gedung Graha Eme Neme Yaware (ENY).

“Kami akan rapat bersama Bupati, hasilnya kami akan undang mama-mama ke Eme Neme baru kita umumkan,” kata Demianus.

Kepala Dinas Polisi Pamong Praja Kabupaten Mimika Wilem Naa mengatakan, pijaknya akan melakukan rapt besar bersama pihak TNI Polri untuk melakukan pembersihan lapak yang berada di pasar sentral, sebab berdasarkan informasi yang didapat ada oknum-oknum warga yang memiliki tempat jualan lebih dari satu.

“Dalam waktu dekat kami akan bersihkan pasar sentral besar-besaran, karena ada laporan satu orang bisa miliki lapak lebih dari satu. Jadi kami akan rapat besar dengan TNI polri untuk bersihkan pasar sentral baru kami akan tata ulang semua pedagang harus berjualan di Papua,” kata Wilem.

Pada kesempatan yang sama Sekretaris Disperindag Kabupaten Mimika Inosensius Yoga Pribadi mengatakan, tujuan merelokasi pedagang dalam hal ini mama-mama Papua berdasarkan perintah yang tidak tega melihat mama-mama AK berjualan dipinggir jalan sambil terkena hujan panas.

“Kami sudah siapkan tempat khusus bagi mama-mama Papua dan ada 3 tempat yang sudah disiapkan, karena Bupati sayang mama-mama mereka untuk berjualan tidak kena hujan dan panas dan bahaya mama-mama di tabrak siapa yang akan bertanggung jawab,” kata Yoga. (Ricky).