TIMIKA, Komandan Korem 174/ATW Brigjen TNI Raden Agus Abdurrauf membantah informasi adanya wabah diare dan muntah berak (muntaber) di Kecamatan Amar dan Mimika Barat Tengah, Kabupaten Mimika.
Hal tersebut disampaikan Danrem 174 usai meninjau langsung ke distrik Amar didampingi Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan, Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto, dan Danlanal Timika Letkol Laut (P) Yadi Mulyadi, Selasa (8/1/2019) siang.
“Kita sudah sampai di distrik Amar dan mengecek langsung disini. Petugas kesehatan TNI juga sudah kembali dari tiga kampung di Kecamatan Mimika Barat Tengah dan menginformasikan bahwa tidak ada wabah diare di sana,” ujar Raden Agus.
Sebelumnya, rombongan Danrem yang menggunakan helikopter penerbad disambut antusias dengan tarian Kamoro oleh warga Kecamatan Amar. Selanjutnya mereka meninjau langsung pelayanan kesehatan di Puskesmas Amar.
Kepala Puskesmas Amar Seravina Kapiyau membantah informasi ada warga yang meninggal setelah di rawat di Puskesmas Amar. Sejak Desember 2018, penyakit yang paling banyak diperiksa di Puskesmas Amar hanya infeksi saluran pernafasan (ispa), namun jumlahnya tidak signifikan.
“Memang ada warga dari Kampung Uta yang sempat singgah meminta obat di Puskesmas Amar. Pasiennya anak berumur 7 tahun dan sudah melanjutkan perjalanan ke Timika. Waktu itu ia mengeluh deman dan muntah-muntah,” ujar Seravina.
Seravina menegaskan pelayanan kesehatan di Puskesmas Amar tidak pernah berhenti. Saat ini ada 17 petugas di Puskesmas Amar, yaitu 4 bidan, 2 petugas sanitasi dan selebihnya perawat. Sementara di Kampung Ipaya ada 5 bidan yang merangkap perawat.
“Di sini petugas kesehatan cukup, namun memang belum ada dokter dan petugas laboratorium. Untuk masalah obat-obatan juga cukup. Memang kemarin ada obat yang kadaluarsa, tapi sudah dikubur dan nanti bikin permintaan lagi setiap 3 bulan,” kata Seravina.
Sementara itu, Kepala Desa Kawar Satorlinus Mutapea menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial tentang wabar diare dan muntaber di Kecamatan Amar dan Mimika Barat Tengah tidak benar.
“Itu hanya isu saja, setelah kita cek dua kecamatan di pesisir ini, ternyata tidak ada wabah diare dan muntaber,” ujar Satorlinus.
Dalam kunjungan Danrem bersama rombongan juga meninjau pelayanan kesehatan massal dari tim kesehatan TNI-Polri bersama petugas Puskesmas Amar. Pengobatan massal ini disambut antusias warga setempat yang memeriksakan kesehatannya.
Secara umum aktivitas masyarakat di Kecamatan Amar berlangsung normal, para keluarga bersama anak-anak mereka berkumpul menyambut kedatangan rombongan Danrem.
Anak-anak terlihat belum bersekolah karena para guru masih libur.
Sementara itu, keterangan Danrem 174/ATW melalui Penerangan Kodam XVII Cenderawasih membenarkan ada warga Kecamatan Mimika Barat Tengah yang meninggal pada Sabtu (5/1/2019) kemarin.
“Benar, ada balita yang meninggal dunia, Tapi, balita ini meninggal karena proses persalinan yang tidak ditangani baik dan bukan karena sakit diare,” ujar Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam keterangan tertulisnya.
Aidi juga membenarkan informasi yang menyebut Puskesmas Wakia sempat kosong dan tidak ada pelayanan.
“Waktu itu, informasinya mereka sedang melakukan pergantian petugas dan kini petugas sudah ada di lokasi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pasien yang ditangani puskesmas di kedua kecamatan itu hanya penyakit umum seperti infeksi saluran pernafasan (ispa) dan gatal-gatal,” papar Aidi.