Pasific Pos.com
Kabupaten Jayapura

Curah Hujan Ekstrim, Sungai di Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop Normal

Jayapura – Hujan deras mengguyur Kota dan Kabupaten Jayapura sejak Minggu malam (21/2). Beberapa titik tergelontor air, salah satunya area gedung SMA YPKP Sentani, Kabupaten Jayapura.

Kondisi air sangat keruh dengan ketinggian sebatas betis orang dewasa, dan mengalir deras ke permukaan yang lebih rendah.

Hujan masih cukup ekstrim hingga Senin sore (22/2). Situasi ini menimbulkan kecemasan tersendiri bagi sebagian warga, terutama yang memiliki trauma banjir bandang 2019 silam.

Sejauh ini, pantauan tim BBKSDA Papua terhadap sungai-sungai yang berhulu di dalam kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop menunjukkan situasi normal. Pada Senin malam (22/2), pemantauan berlangsung di Sungai Ibhoy, Taruna, Sereh, Makanuay, Ular, dan Kemiri. Secara umum, enam sungai tersebut menunjukkan debit air yang stabil. Meskipun keruh, namun aliran air tetap normal, tidak terdapat indikasi penyumbatan.

Pemantauan sebelumnya berlangsung 4 – 13 Februari 2021 di empat sungai yang berhulu di dalam kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, yaitu Sungai Makanuay, Taruna, Sereh, dan Ibhoy. Keempat sungai tersebut bermuara di Danau Sentani. Pemantauan tiga sungai pertama menggunakan drone, sementara Sungai Ibhoy dipantau secara langsung.

Hasil laporan tim menerakan, bahwa sungai-sungai tersebut mengalami peningkatan aliran air saat hujan deras dalam waktu 1 – 3 jam. Arus air cukup deras dan keruh, tetap mengalir pada jalur sungai, dan tidak terdapat material berukuran besar yang terbawa. Meski demikian, masih terdapat potensi genangan air atau banjir di pemukiman warga apabila drainase kurang baik.

Tim juga melaporkan, terdapt dua titik longsor di Sungai Ibhoy. Titik pertama berjarak 300 meter dari batas kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, sementara titik kedua berjarak 2.500 meter dari batas kawasan. Material longsor tidak membentuk bendung alam, meski pada titik longsor pertama terjadi penyempitan badan sungai.

Kepala BBKSDA Papua, Edward Sembiring, mengimbau masyarakat tetap tenang namun waspada dan berharap kita semua jeli membaca tanda-tanda alam.

“Ini langkah mitigasi paling dini yang bisa kita lakukan, yaitu membaca alam, supaya bisa mengantisipasi segala kemungkinan. Dengan begitu, kita dapat mengurangi dampak kerugian yang mungkin timbul dari keadaan alam,” katanya.

Lanjutnya, tim akan terus memantau kondisi di lapangan, dan melaporkan secara langsung hasilnya melalui media sosial resmi BBKSDA Papua, baik facebook maupun instagram.

Jadi, masyarakat bisa langsung melihat kabar-kabar terbaru, khususnya pemantauan sungai-sungai di Cycloop. Intinya, kita semua saling mendukung, tetap tenang dan waspada,” tutupnya.

Artikel Terkait

Bahas Perlindungan Cycloop, Bupati Jayapura Gelar Pertemuan Dengan Todat dan Paguyuban

Jems