Jayapura – Manager Sales dan Marketing PT Garuda Indonesia Branch Office (BO) Jayapura, Radhitya Prastanika mengatakan, cargo Garuda Indonesia pada tahun 2018 tumbuh 5-10 persen dibandingkan tahun 2017.
“Tumbuh 5-10 persen, sementara produk yang dominasi oleh cargo Garuda Indonesia adalah produk marine atau laut seperti ikan tuna, “kata Radhitya, Kamis (24/1/2019).
Mengenai tarif cargo, Radhitya mengaku terjadi kenaikan pada tahun 2018 sebesar 15 persen, namun kenaikan itu tak hanya dialami oleh Garuda Indonesia melainkan hampir seluruh penyedia jasa pengiriman barang.
“Tarif cargo Garuda Indonesia terendah Rp18.000 per kilogram, tertinggi Rp30.000 sampai Rp40.000 per kilogram, tarif sesuai jarak tempuh dan jenis barang yang dikirim dan juga dikalkulasi dengan harga sewa gudang dan pajak, “imbuh Radhitya.
Radhitya mengaku, cargo Garuda Indonesia hanya sampai di Bandara, selanjutnya akan diteruskan oleh ekspedisi lainnya.
Sementara itu, untuk mendapatkan pelayanan cargo Garuda Indonesia, pihaknya menyediakan Cargo Service Centre (CSC) di Bandara Sentani, di Tanah Hitam Abepura dan di wilayah Argapura, Kota Jayapura.
Tahun 2019, pihaknya menargetkan melakukan ekspor langsung ke negara Korea, Jepang dan Tiongkok. “Kita sudah coba kerja sama dengan Bea Cukai, jadi kita mau ekspor langsung ke negara tersebut tercatat dengan label Jayapura, “imbuhnya. (Zulkifli)