MERAUKE,ARAFURA,-Bupati Merauke, Frederikus Gebze mengemukakan bahwa perlu dilakukan upaya untuk membatasi anggrek Merauke agar tidak keluar secara leluasa. Jadi harus ada Perda yang menggambarkan jenis-jenis anggrek dan harus ada kultur jaringan sehingga akan menghasilkan spesies baru. Namanya bisa disesuaikan dengan nama seseorang yang menemukan atau wilayah setempat sehingga spesies itu akan menjadi langka di dunia.
Sejak dulu anggrek sudah ada namun masih bersifat musiman. Padahal seharusnya wadah atau organisasi yang ada dapat dimanfaatkan dengan maksimal sehingga anggrek Merauke lebih dikenal. Lalu pada tahun 2016-2017 wadah ini baru dipersiapkan, itupun masih secara sederhana yaitu dengan menempatkan taman satwa di sebelah kiri dan taman anggrek di sebelah kanan. “Merauke memiliki jenis anggrek yang diunggulkan sehingga mampu meraih juara.
Mungkin tidak pernah dibayangkan oleh petani akan pergi ke Malaysia untuk mengikuti perlombaan. Selama 40 tahun baru kita rasakan seperti ini dan dengan diraihnya prestasi kali ini dapat menjadi sarana sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat bahwa anggrek Merauke memiliki keunggulan yang tidak dijumpai di tempat lain. Antara lain anggrek bulan, anggrek macan, anggrek hitam dan masih banyak lagi yang dapat dikembangkan,”ujarnya pada acara syukuran kemenangan Merauke dalam lomba anggrek di Restoran Pinang Sirih belum lama ini.
Atas nama Pemda ia menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas beberapa prestasi yang diraih oleh Kabupaten Merauke pada lomba anggrek di Jayapura tersebut. Tentunya ada spesifikasi atau jenis tertentu yang menjadi bahan penilaian panitia sehingga jika jenis-jenis tersebut dibudidayakan maka akan memiliki nilai lebih yang tidak ada di tempat lain. Jadi dibutuhkan kejelian untuk mengembangkan atau untuk membuat hal-hal yang baru.