Pasific Pos.com
Ekonomi & BisnisHeadline

BI Sebut Masyarakat Semakin Aware Menjaga dan Merawat Rupiah

Kepala BI Perwakilan Provinsi Papua, Juli Budi Winantya

Jayapura – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua mencatat peredaran uang tak layak dua tahun terakhir mengalami penurunan dengan rata-rata 20 persen dari aliran uang yang masuk kembali ke Bank Indonesia atau inflow.

Pada tahun 2020, uang tak layak edar (UTLE) tercatat 24 persen, tahun 2021 tercatat 19 persen dan tahun 2022 hingga April tercatat 15 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Juli Budi Winanthya mengatakan, prosentase UTLE terus menurun lantaran masyarakat semakin sadar dalam menjaga dan merawat Rupiah.

Hal tersebut juga sejalan dengan sosialisasi yang secara terus-menerus dilakukan Bank Indonesia.

‘’Tahun 2022 sampai April, kami sudah 16 kali melakukan kampanye tentang Cinta Bangga dan Paham atau CBP Rupiah kepada semua lapisan masyarakat, sehingga masyarakat semakin aware pentingnya menjaga dan merawat Rupiah,’’ kata Juli, Kamis (2/6/2022).

Diapun mengimbau kepada masyarakat agar dalam menjaga dan merawat Rupiah menggunakan 5J Jangan, yaitu, Jangan dilipat, Jangan dibasahi, Jangan diremas, Jangan distaples dan jangan dilubangi.

Sementara itu, kebutuhan uang pada Ramadhan dan Idul Fitri 1443 Hijriah/2022 sebesar Rp1,7 triliun.

Angka tersebut, kata Juli, mengalami peningkatan 33 persen dari momen Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriah/2021. Dan mengalami peningkatan dari perkiraan sebesar Rp1,33 triliun.

‘’Peningkatan kebutuhan uang tunai ini sejalan dengan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi dan aktivitas masyarakat yang diperkirakan meningkat seiring pandemi yang mulai terkendali,’’ ucap Juli. (Zul)