Jayapura – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Papua tahun 2019 negatif (minus).
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua, Joko Supratikto mengatakan, secara agregat, perekonomian Papua pada tahun 2019 diproyeksikan terkontraksi cukup dalam, jauh di bawah pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018.
Pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Papua diproyeksikan terkontraksi dikisaran -9,27 persen hingga 8,87 persen secara yoy, lebih rendah dari realisasi tahun 2018 sebesar 7,33 persen.
“Habisnya cadangan bijih di tambang terbuka menjadi penyebab utama kontraksi pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2019. Tetapi, tingginya intensitas program pemerintah maupun swasta menjelang Pilpres serta dalam rangka persiapan PON XX tahun 2020 berpotensi menjadi faktor penahan kontraksi pertumbuhan ekonomi Papua yang lebih dalam, “jelas Joko dalam pemaparannya pada kegiatan Diseminasi Bersama KEKR dan FKR, Senin (8/4/2019).
Joko menambahkan, Lapangan Usaha (LU) konstruksi diperkirakan tumbuh tinggi seiring dengan percepatan penyelesaian program strategis nasional dan infrastruktur pendukung PON XX serta pengembangan tambang bawah tanah.
Di sisi lain, kinerja LU perdagangan berpotensi megalami kenaikan seiring pelaksanaan puasa dan lebaran. (Zulkifli)