Jayapura – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua mencatat kinerja perekonomian Papua pada triwulan II tahun 2019 diperkirakan terkontraksi -20,1 sampai -19,7 persen.
Dari sisi permintaan, kontraksi ekonomi Papua pada triwulan II tahun 2019 disebabkan adanya penurunan ekspor luar negeri yang signifikan akibat menurunnya produksi tambang Papua yang hanya dapat memenuhi permintaan domestik.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua, Joko Supratikto mengatakan, dari sisi lapangan usaha, penurunan produksi tambang terbesar di Papua diperkirakan menjadi faktor utama penurunan ekonomi Papua pada triwulan II tahun 2019.
“Habisnya cadangan tembaga dan emas pada tambang terbuka Grasberg menjadi faktor utama penurunan produksi. Sementara itu, transisi tambang bawah tanah belum memberikan hasil produksi yang optimal,” jelas Joko.
“Di sisi lain, curah hujan yang tinggi diperkirakan mengganggu produksi pertanian dan perikanan Papua sehingga kinerja lapangan usaha pertanian diperkirakan melambat,” sambungnya.
Kendati demikian, kata Joko, sejalan dengan peningkatan aktivitas persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, lapangan usaha konstruksi dan administrasi pemerintah diperkirakan tumbuh lebih tinggi dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan II tahun 2019. (Zulkifli)