Pasific Pos.com
Papua Barat

Baru 54 Persen Masyarakat Manokwari Manfaatkan Posyandu

Manokwari, TP – Masyarakat Kabupaten Manokwari masih kurang antusias membawa anak balita maupun bayi serta ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan di Posyandu. Sejauh ini, baru sekitar 54 persen masyarakat Manokwari yang memanfaatkan Posyandu.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Suharso menjelaskan, untuk melihat antusiasme masyarakat ke Posyandu, indikator yang dipakai adalah D per S.

Artinya, kata dia, data yang datang untuk ditimbang di Posyandu dibagi dengan jumlah sasaran. “Itu kurang lebih baru sekitar 54 persen yang datang ke Posyandu untuk ditimbang,” sebut Suharso kepada wartawan di ruang kerjanya, baru-baru ini.

Dia mengemukakan bahwa Posyandu harus dilihat sebagai sarana pemantauan bagi kesehatan ibu, bayi, dan balita. Posyandu diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat.

“Artinya, dinas kesehatan hanya sebagai penunjang, pendamping dalam rangka pelaksanaan pemantauan status kesehatan bayi dan balita. Di situ yang berperan adalah masyarakat,” katanya.

Dengan demikian, lanjutnya, masyarakat diharapkan bisa mandiri dan bisa menggerakkan ibu hamil, bayi, dan balita di sekitar agar setiap bulan datang ke Posyandu untuk memantau perkembangannya. Hal itu dimaksudkan agar pertumbuhan anak terkontrol.

“Kalau kelihatan mendekati garis merah atau garis kuning, mulai di bawah garis merah, maka harus segera dicari tahu peyebabnya. Kalau dia sakit segera diobati penyakitnya. Kalau salah pola makannya, ibunya, atau orangtuanya atau pengasuhnya harus diintervensi. Kenapa ini mulai menurun berat badannya, tinggi badannya,” tukasnya.

Dalam kasus gizi buruk pada bayi dan balita, dia mengemukakan, rata-rata tidak ditemukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas. “Kadang-kadang orangtua juga tidak terlalu peduli. Pokoknya kalau anak masih bisa bermain, masih bergaul dengan teman-teman tidak melihat apakah anak masuk kategori kurus, sangat kurus, bahkan sampai gizi buruk. nanti pada saat dia sudah sakit, sudah satu-satu napasnya baru dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan,” ungkapnya.

Menurutnya, menjadi tanggung jawab bersama agar masyarakat rutin mendatangi Posyandu. Minimal, katanya, tetangga atau kepala kampung mengajak masyarakat yang memiliki bayi dan balita serta ibu hamil untuk ke Posyandu.

“Dengan begitu, pada saat kami di Posyandu masyarakat sudah aktif untuk mengetahui statusnya,” katanya.

Dia menambahkan, masyarakat dan petugas kesehatan harus saling aktif. Masyarakat aktif datang ke Posyandu dan petugas kesehatan aktif memberikan pelayanan kesehatan.

“Artinya, aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan, tidak hanya menunggu di puskesmas untuk bisa mendapatkan pelayanan,” tegasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya menginstruksikan petugas kesehatan di semua puskesmas untuk melaksanakan program Indonesia Sehat.

“Caranya, kita tidak hanya menunggu di Puskesmas, petugas Puskesmas turun ke masyarakat dari rumah ke rumah. Tujuannya supaya bisa mengetahui kalau ada ibu hamil atau bayi dengan status gizi buruk. Jadi kita sudah harus mulai menerapkan aktif untuk menjemput bola,” tandasnya. (BNB-R3)