Bintuni, TP – Hujan deras yang terjadi di kota Bintuni dan sekitarnya, sejak Minggu (3/3) malam menyebabkan air dari sejumlah sungai meluap dan merendam ratusan rumah masyarakat di Bina Desa, Distrik Teluk Bintuni. Tinggi air bahkan sampai setinggi bahu orang dewasa.
Seorang ibu yang enggan namanya disebutkan kepada Tabura Pos, Senin (4/3) siang di lokasi kejadian mengatakan, dirinya hampir kehilangan seorang anak yang masih berusia 3 tahun.
“Saat hujan deras turun terus-menerus menyebabkan air naik merendam rumah-rumah warga termasuk rumah kami. Anak kami yang masih kecil itu sempat terendam air yang sedang meluap masuk ke dalam rumah lalu dengan cepat saya masukkan anak saya ke dalam baskom yang mengambang di atas air dan anak saya pun selamat,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Teluk Bintuni, Nico Nimbafu, yang juga tinggal di kompleks Bina Desa, mengatakan akibat banjir yang terjadi semalam menyebabkan rumahnya terendam air setinggi lutut orang dewasa.
“Akibat banjir tersebut saya memutuskan pada hari ini, Senin (kemarin-red) untuk tidak pergi ke kantor sebab harus membersihkan rumah dari kotoran lumpur dan sampah yang masuk ke dalam rumah yang terbawa air. Padahal hari ini saya harus mengikuti kegiatan Musrembang di distrik Babo. Saya batalkan untuk berangkat dan kalau pun ada surat-surat yang harus saya tanda tangani, saya sudah perintahkan kepada bawahan untuk antar ke rumah untuk saya tandatangani,” ujar Nimbafu sembari menunjukkan tinggi air ketika banjir terjadi.
Nimbafu mengatakan, sebagai warga Bina Desa, dirinya sudah mengusulkan kepada instansi terkait, yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Teluk Bintuni, agar membuat parit besar yang fungsinya saat hujan air akan mengalir ke parit tersebut sampai ke Kali Tube sehingga banjir atau air dapat dicegah untuk masuk ke rumah-rumah warga.
“Namun sayangnya parit besar yang saya usulkan itu sampai sekarang belum terealisasi menyebakan saat terjadi hujan terus-menerus dan dalam waktu yang lama semuanya mengalir ke kompleks tempat tinggal kami. Sementara drainase yang ada di pinggir kana kiri jalan masuk kompleks kami ukurannya terlalu kecil sehingga tidak mampu membendung derasnya air menyebabkan drainase tersebut tersumbat akibat sampah yang dibawa air. Akibanya air pun meluap dan merendam rumah-rumah warga,” sebut Nimbafu.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Teluk Bintuni, Melianus Naa kepada wartawan, mengatakan dalam 3 bulan terakhir, hujan turun merata di seluruh Indonesia dan puncaknya pada Minggu (3/3) malam, hujan menggujur Teluk Bintuni, mulai pukul 18.00 WIT sampai Senin (4/4), sekitar pukul 01.00 dini hari.
Melihat hujan yang turun tidak berhenti kata dia, dirinya bersama tim turun ke Bina Desa, untuk melihat kondisi di sana, dan ternyata terjadi air rata-rata air meluap, bahkan setinggi bahu orang dewasa.
“Rumah sekretaris BPBD Teluk Bintuni Benoni, Tiri pun tidak luput dari banjir di mana rumahnya juga terendam air. Kemudian saya perintahkan kepada tim untuk mengeluarkan 2 unit perahu karet dan kami tempatkan di depan di rumah sekretaris BPBD untuk berjaga-jaga guna mengantisipasi apabila banjir 3 sampai 5 meter yang terjadi sampai pagi tidak surut sampai pukul 07.00 Wit pagi agar dapat digunakan untuk mengantar anak-anak ke sekolah agar tidak terlambat yaitu ke SMA dan SMP YPK Bintuni yang letaknya juga ada di Bina Desa,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan pihkanya, jelas Naa, sekitar pukul 01.00 dini hari, hingga pagi, air sudah turun dan aktifitas sudah kembali normal dan yang paling disyukurinya adalah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
“Kami tidak temukan korban jiwa meski sebagian besar rumah-rumah warga di Bina Desa kemasukan air saat banjir terjadi terutama rumah-rumah yang berlokasi di tempat terendah. Sementara rumah yang posisinya tinggi yaitu dibagian belakang tidak terkena banjir,” kata Naa.
Kepala BPBD Kabupaten Teluk Bintuni itu juga mengatakan, sementara ini pihaknya dan masyarakat masih mendata berapa jumlah rumah yang terkena banjir, serta kerusakan yang dialami warga, sedangkan, sampah yang masuk ke rumah warga akibat terbawa oleh air, dibersihkan bersama-sama, karena merupakan tanggung jawab seluruh warga yang tinggal dilokasi tersebut.
Naan menjelaskan, banjir yang terjadi disebabkan ada lahan baru yang dibuka di bagian atas untuk proyek besar yaitu pembuatan jalan dan irigasi pada tahun 2017 dan 2018, menyebabkan saat terjadi hujan pasti air mengalir ke bawah menyebabkan Bina Desa terendam banjir.
“Saya sudah usulkan agar dalam kurung waktu perencanaan kalau boleh masyarakat dipindahkan ke pemukiman yang baru yang lebih aman, sebab kalau masih tinggal di lokasi Bina Desa, pasti akan terkena banjir sepanjang masa. Kalau bisa pemerintah daerah dalam hal ini dinas terkait yaitu Dinas PUPR agar kembali melakukan normalisasi di titik yang sudah ditentukan sampai ke Kali Tu be, sehingga tidak terjadi penyumbatan dan air berjalan lancar,” terang Naa.
Naa mengutarakan, banjir terjadi di Kampung Lama, Pasar Sentral sampai sampai di Kampung Pensiunan dan belakang Polsek Bintuni serta kompleks Gaya Baru sampai ke Kompi.
Naa menambahkan, selain banjir juga terjadi tanah longsor di bagian belakang gereja Adven Kilo 2 serta di Kilo 4 di belakang rumah warga terjadi longsor.
Melihat kondisi itu, kata Naa, dirinya sudah menyampaikan kepada masyarakat agar cepat melakukan koordinasi dengan pihak Dinas PUPR untuk mengatasi longsor yang terjadi agar ada alat beratnya untuk memindahkan tanah atau pohon yang tumbang di bagian belakang rumah warga, agar warga yang berdomisili dilokasi tersebut, bisa terhindar dari bencana longsor.
“Untuk menurunkan bantuan kepada warga yang terkena bencana banjir maupun longsor pada tahap pertama, kami melakukan survey, di mana kami turun melihat hal-hal apa saja yang mendesak yang dibutuhkan warga lalu kita antisipasi seperti bahan makanan dan lainnya. Pada malam terjadinya banjir di Bina Desa hanya tim kami saja yang berada dilokasi kejadian. Sementara Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR serta Tim SAR tidak kami lihat berada di lokasi tersebut,” pungkas Naa.
Sementara itu salah satu staf senior Basarnas Teluk Bintuni, Indra yang dikonfirmasi media ini mengatakan, saat hujan malam itu, pihaknya sudah melakukan pantauan di Bina Desa.
“Saat hujan deras turun kami sudah melalukan pantauan di Bina Desa, namun saat ini personil Basarnas yang ada hanya 3 orang, sedangkan lainnya lagi turun ke Manokwari, sehingga kami tidak bisa melakukan pantauan dengan maksimal,” katanya.
Ia menerangkan, dari pantauan pihaknya kondisi banjir yang terjadi di Bina Desa, masih dalam kategori masih aman, sehingga pihaknya belum mengeluarkan perahu karet.
Dirinya juga mengaku, tidak mengetahui bila ada terjadi longsor, karena saat itu, pihaknya memantau banjir yang terjadi di Kilo 4 yaitu pemukiman warga yang berada disamping Hotel Steenkool, yang lokasinya tidak pernah banjir itu terjadi banjir dan ini membuat kami heran.
Ia mengaku, belum sempat bertemu dengan pihak BPBD Teluk Bintuni. Kendati demikian, pihaknya berharap ke depan bisa bersama-sama BPBD Teluk Bintuni, mensosialisasikan kepada masyarakat menyangkut tanggap terjadinya banjir di Bina Desa, sehingga masyarakat yang sering mengalami banjir di tempat itu mengetahui cara mengantisipasi ketika akan datang banjir, sehingga tidak tiba massa tiba akal.
“Biasanya kalau ada banjir besar ada masyarakat datang melapor kepada kami di sini tetapi malam itu tidak ada yang datang melapor. Kami berharap kepada BPBD Teluk Bintuni, untuk berupaya mengurangi dampak resiko dari banjir yang kerap terjadi di Bina Desa. Kita selalu mau bergerak tetapi kalau tidak ada laporan dari masyarakat bagaimana kita bisa bergerak,” ujar Indra.
Dari pantauan Tabura Pos, akibat hujan deras yang terjadi beberapa titik di Bintuni kota dan sekitarnya mengalami banjir diantaranya air meluap di atas badan jalan depan kampung Idut SP-4 distrik Manimeri, jalan protokol depan kampung Iguriji, jalan protokol depan Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas Teluk Bintuni (Petrotekno), jalan protokol depan SPBU Sinar Teluk Bintuni Tisai SP-5. Lokasi Bina Desa, Kampung Lama, Pasar Sentral Bintuni, Gaya Baru hingga Kilo 4 distrik Bintuni. [ABI-R4]