Manokwari, TP – Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani mengatakan bahwa saat ini untuk memprediksi cuaca, sangatlah sulit karena adanya perubahan iklim yang luar biasa.
“Untuk itu, terus menerus saya ingatkan kepada kita sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Kapolda juga mengimbau kepada anggotanya, demikian juga Pangdam XVIII Kasuari sebagai aparatur negara menjadi pioner ditengah-tengah masyarakat, berada digarda terdepan memimpin sebuah perubahan, dan menunjukan kepemimpinan dan keteladanan bagi masyarakat,” beber Lakotani saat memimpin apel pagi di halaman kantor Gubernur Papua Barat, Senin (25/3).
Lakotani mengemukakan, akhir-akhir ini bencana alam terjadi disejumlah daerah. Terdekat, banjir bandang di Sentani Jayapura.
Menurutnya, dari sisi teologis memang telah digariskan Tuhan, namun demikian sebagai makhluk yang diberikan akal dan pikiran harusnya menjaga ciptaan Tuhan. “Aliran-aliran sungai sebagai tempat mengalirnya air yang seharusnya dijaga dan dirawat dengan baik, supaya tidak mengalami sumbatan. Karena air secara hukum alam mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah dan bermuara ke laut atau ke danau, tapi kalau tempat aliran air dihalangi sampah, dan material lainnya maka aliran air akan mengalir di jalur lain dan dapat mengganggu kehidupan manusia,” kata Lakotani di hadapan para pegawainya.
Lakotani mengatakan, sebelumnya sudah disampaikan pada peringatan hari Rimbawan ke-36 lalu, agar musibah Sentani menjadi pelajaran bagi semua warga di Papua Barat. “Saya pikir hal-hal ini harus terus menerus kita sampaikan dan sosialisasikan kepada masyarakat agar kita hidup ramah lingkungan. Kita jaga ekosistem, hutan, atau tanaman-tanaman yang ada disekitar kita karena tanaman itu menjadi pelindung bagi kita,” pesan Lakotani.
Lakotani mengajak, seluruh ASN menjadi garda terdepan dan menjadi pelopor, untuk menjaga sungai-sungai agar tidak dijadikan sebagai tempat sampah.
“Kalau kita lewat di kali Wosi tepatnya disebelah BCA, bawahnya banyak sampah yang berserakkan dan membuat pemandangan sangatlah jelek. Hal itu menjadi penyebab banjir di daerah sekitar,” sebut Lakotani seraya mengimbau agar para pegawai yang tinggal di sekitaran bantaran sungai di wilayah Papua Barat dapat memberikan pemahaman agar masyarakat yang berada di sekitar dapat hidup lebih baik dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. [FSM-R3]