JAYAPURA,- Manajemen Perseru Serui mengakui proses negosiasi akuisisi saham dengan salah satu pengusaha di Lampung masih berjalan alot. Pasalnya, manajemen menawarkan pembagian saham 51 atau 49 persen.
“tahap negosiasi masih berjalan, harapan kita akhir bulan ini sudah ada keputusan,” kata Tony Tesar kepada pers di Jayapura, Jumat, 5 April 2019.
Ia mengatakan, proses akuisisi saham dilakukan dengan langkah yang tidak mudah, perlu negosiasi yang alot. “kita kasih waktu sampai akhir bulan ini, kita tawarkan opsi 51 persen kalau dia mau ambil 100 persen saham kita akan lepas semua,” ujarnya.
Tony mengaku, krisis financial bukan saja dialami oleh Perseru Serui, tetapi Persiwa Wamena dan Persiram Raja Ampat juga alami yang sama, dan akhirnya harus melepas sahamnya ke orang lain.
Menurutnya, sponsor menjadi salah satu sumber pemasukan klub, namun, untuk Perseru Serui sangat sulit mendapat sponsor bahkan perusahaan emas terbesar yang ada di Papua pun sulit untuk mensponsori Perseru.
Kendati demikian, Tony masih terus berupaya agar tim ini bisa diselamatkan dengan melakukan pendekatan Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal.
“saya ada komunikasi dengan Wakil Gubernur, dan ada harapan dari Wagub untuk membantu tim ini, tetapi posisinya kita sedang melakukan negosiasi dengan penguasaha di Lampung, nantilah kita lihat kedepan sampai akhir bulan ini,” ujarnya lagi.
Namun, Tony juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga masyarakat Yapen, karena masalah financial yang tak bisa ditangani lagi oleh manajemen.
Dilansir dari tirto.id, Piala Presiden 2019 menjadi turnamen terakhir bagi Perseru Serui dengan nama tersebut. Pasalnya, mereka bakal berganti menjadi Perseru Badak Lampung FC. Dengan berganti nama, home base pun dipastikan berpindah dari Serui ke Bandar Lampung.
“Untuk saat ini memang Perseru sedang dalam proses relokasi ke Kota Bandar Lampung. Ada perubahan nama juga menjadi Perseru Badak Lampung FC,” tutur Satya Djojosugito selaku CEO klub.