Stok Bapok dan BBM di Papua Aman, Gubernur Minta Ketersediaan hingga Maret 2026
Jayapura,– Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, Gubernur Papua Matius Fakhiri melakukan inspeksi mendadak untuk memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok (bapok) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Jayapura.
Sidak bersama sejumlah kepala OPD dan Satgas Pangan Papua dilakukan di sejumlah supermarket, distributor, Pasar Hamadi, Bulog, serta Depot Pertamina Jayapura pada Rabu (3/12/2025).
Gubernur Fakhiri memastikan bahwa ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat Papua dalam kondisi aman hingga awal 2026, bahkan diproyeksikan cukup sampai memasuki bulan puasa dan Lebaran.
“Stok kebutuhan pokok masyarakat tercukupi sampai tahun depan, bahkan sampai bulan puasa. Kami bersyukur dan berharap semua distributor tetap bisa menyiapkan stok dengan baik,” ujarnya.
Ia juga meminta para distributor menjaga stabilitas pasokan agar tidak terjadi kelangkaan yang dapat memicu lonjakan harga menjelang perayaan Natal.
“Kami berharap semua distributor bisa menjaga dan mempertahankan kondisi ini. Jika ada gejolak, segera informasikan agar dapat kita atasi bersama,” tegasnya.
Fakhiri menekankan bahwa tidak boleh ada pihak yang bermain harga selama periode perayaan. “Terima kasih kepada distributor yang sudah menyediakan stok bapok. Harga saat ini masih stabil. Saya sudah minta agar stok disiapkan sampai Lebaran tahun depan. Pemerintah akan memastikan stabilitas ini tetap terjaga,” katanya.
Selain bahan pokok, pemerintah juga memastikan stok beras di Papua dalam kondisi aman untuk beberapa bulan ke depan. Masyarakat diminta tidak khawatir terhadap potensi kekurangan pasokan.
Dalam sidak di Depot Pertamina Jayapura, Gubernur Fakhiri mengungkapkan bahwa pasokan BBM juga stabil. Pertamina disebut menjaga stok untuk 10 hari ke depan, dengan kapal pengangkut BBM berlabuh setiap tiga hari sekali. “Pemerintah yakin stok BBM dan gas di Papua aman. Distribusi ke SPBU juga berjalan lancar,” katanya.
Namun demikian, Fakhiri menyoroti adanya praktik pembelian berlebihan menggunakan jeriken atau tangki modifikasi yang menyebabkan antrean panjang di SPBU.
Ia menegaskan bahwa antrean tersebut bukan akibat kelangkaan, melainkan ulah oknum yang membeli BBM subsidi untuk dijual kembali. “BBM bersubsidi itu untuk masyarakat kecil, bukan untuk diperjualbelikan lagi ke perusahaan. Pemerintah dan kepolisian akan lakukan operasi untuk menertibkan praktik ini,” ujar Fakhiri.
Ia meminta Dinas Perhubungan bersama kepolisian memperketat pengawasan di SPBU, terutama menjelang Nataru ketika mobilitas masyarakat meningkat.
Manager Supermarket Saga, Haris Manuputty, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan stok bapok hingga Februari 2026 untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama rangkaian perayaan Natal, Imlek, hingga Lebaran. “Karena tuntutan-tuntutan yang biasa kami hadapi, semua telah kami antisipasi dan persiapkan,” ujarnya.

