Lintas Daerah

SD Inpres Tambat Merauke Jadi Pilot Project Program Agro Science Kids Lab

MERAUKE,- SD Inpres Tambat, sekolah dasar negeri satu-satunya di Kampung Tambat, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, ditunjuk sebagai mitra utama dalam program pengabdian masyarakat bertajuk Agro Science Kids Lab. Program ini dirancang untuk menghadirkan inovasi pembelajaran sains berbasis kebun sekolah, eksperimen IPA sederhana serta pengelolaan benih lokal sebagai upaya mendorong ketahanan pangan dan kemandirian anak Papua.

Kegiatan ini merupakan implementasi dari program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui platform Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) serta melibatkan tim dosen lintas bidang ilmu dari Universitas Musamus.

Retno Wuri Sulistyowati, M.Pd selaku ketua tim mengungkapkan bahwa pemilihan SD Inpres Tambat didasari oleh potensi besar sekolah yang memiliki lahan subur serta antusiasme guru dan siswa dalam mengembangkan pembelajaran kontekstual.

Selama ini kebun sekolah hanya digunakan secara sederhana dan tidak terintegrasi dalam kurikulum. “Melalui Agro Science Kids Lab, kami ingin mengubahnya menjadi laboratorium hidup bagi anak-anak,” ujar Sulistyowati. Program ini terbagi ke dalam empat inovasi utama, yaitu Zona Kebun Edukatif Tematik, Papan Siklus Tanam dan Kit Eksperimen Mini, Rak Benih Terbuka (Open Seed Rack), serta Outdoor Science Corner (OSC).

Inovasi tersebut akan dilengkapi Buku Mini Eksperimen Sains Lokal sebagai panduan praktikum sederhana bagi guru dan siswa. Sementara itu anggota tim, Diah Harmawati, S.Pd., M.Pd menambahkan, keberadaan Mini Bank Benih menjadi salah satu terobosan penting. Anak-anak akan belajar menyortir, menyimpan dan menanam ulang benih lokal.

“Ini bukan hanya soal sains,/ tetapi juga tentang kemandirian pangan dan pelestarian sumber daya hayati Papua,” jelasnya. Program ini juga melibatkan mahasiswa lintas program studi untuk mendukung keberhasilan implementasi di lapangan. Mereka akan berperan dalam desain media pembelajaran, dokumentasi hingga strategi pemasaran hasil kebun sederhana.

Kegiatan berlangsung selama delapan bulan dengan tahapan sosialisasi, pelatihan guru dan siswa, penerapan teknologi, pendampingan intensif hingga evaluasi dan publikasi hasil. “Kami ingin memastikan program ini tidak berhenti di tahap proyek, tetapi benar-benar berkelanjutan melalui partisipasi aktif guru, siswa dan orang tua,” tegas Mega Suteki, S.Pd., M.M, anggota tim lainnya.

Melalui Agro Science Kids Lab, SD Inpres Tambat diharapkan menjadi model sekolah berbasis lingkungan yang tidak hanya meningkatkan literasi sains tetapi juga menumbuhkan kesadaran anak terhadap ketahanan pangan sejak dini. Program ini ditargetkan dapat direplikasi di sekolah lain khususnya di wilayah 3T di Indonesia.(iis)

situs slot gacor

Related posts

Aktivis 98 Nilai, Sosok Laurenzuz Kadepa Yang Bisa Mewakili Suara Rakyat Selama 10 Tahun di DPRP

Bams

Beritkut Ini 10 Visi Misi Paslon Bupati Nomor Urut 2 MURNI Dalam Debat Kandidat Jayawijaya

Bams

Telkom Berhasil Pulihkan SKKL Ruas Sorong-Merauke

Fani

Jumat Berkah, TNI Di Kaliwanggo Masak Nasi Kuning Gratis Untuk Warga

Bams

Resmi Dilantik, Timses Befa – Natan Siap Bungkus Suara Pegubin 100 Persen

Bams

TMMD ke-123 Kodim 1708/BN Hadirkan Investasi Jangka Panjang Lewat Budidaya Lele di Kbusdori

Fani

Leave a Comment