Sentani,- Dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya lokal, Wakil Bupati Jayapura, Haris Richard S. Yocku, S.H., menghadiri dialog bersama seniman dan budayawan Kabupaten Jayapura, Sabtu malam (9/8/2025), bertempat di Pholeuw Park, Distrik Sentani Timur.
Dialog ini merupakan bagian dari kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jayapura dengan mengangkat tema “Saatnya Budaya Bercerita.” Acara ini juga dirangkaikan dalam menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-80 dan dimeriahkan dengan penampilan empat sanggar seni lokal: Okina Asei Besar, Robongholo, Feuw Hena Imea, dan Botenang.
Wakil Bupati Haris Yocku menegaskan bahwa seni dan budaya bukan hanya bentuk hiburan semata, tetapi juga instrumen penting dalam pembangunan karakter dan identitas masyarakat.
“Seni dan budaya adalah bagian dari identitas kita yang harus dijaga. Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk mendengar langsung apa yang menjadi kebutuhan dan tantangan para pelaku seni budaya,” ujar Haris Yocku.
Ia menyampaikan bahwa melalui kegiatan budaya, generasi muda dapat dialihkan dari pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan tindakan kriminalitas. Menurutnya, seni dan budaya merupakan ruang positif yang harus dihidupkan kembali secara konsisten, bukan hanya muncul saat ada event.
“Kita harus dorong agar sanggar-sanggar seni aktif, sehingga anak-anak kita punya kegiatan yang positif. Ini juga akan berdampak pada keamanan dan kenyamanan masyarakat,” katanya.
Dalam sesi dialog yang berlangsung terbuka dan penuh antusiasme, Haris Yocku mendengarkan berbagai masukan dari para seniman dan budayawan. Sebagai bentuk komitmen nyata, ia menyampaikan beberapa rencana strategis yang akan diupayakan pemerintah daerah, antara lain, mengaktifkan kembali Dewan Kesenian Kabupaten Jayapura.
“Saya minta kepala dinas untuk mengecek kembali keberadaan dewan kesenian. Kalau memang belum aktif, segera kita bentuk kembali. Dewan ini penting sebagai wadah resmi untuk mengorganisir dan mengembangkan seni budaya di daerah,” tegasnya.
“Memang kami masuk setelah APBD 2025 ditetapkan, jadi belum bisa ubah struktur anggaran tahun ini. Tapi untuk tahun depan, kami akan siapkan anggaran khusus untuk seniman dan budayawan,” ungkap Haris.
Selain itu, katanya, kita butuh satu tempat yang representatif bagi semua pelaku seni dan budaya. Tahun depan, bersama dinas terkait, kami akan upayakan pembangunan rumah pembinaan atau gedung kesenian.
Bahkan, Haris mengaku akan menghidupkan kembali Festival Danau Sentani (FDS) pada 2026
“FDS adalah ikon budaya kita yang harus kembali digelar. Ini sekaligus menjadi ajang promosi budaya dan potensi pariwisata Kabupaten Jayapura,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura, Elisa Yarusabra, menyampaikan bahwa kegiatan bertema “Saatnya Budaya Bercerita” ini diharapkan menjadi langkah awal untuk gerakan budaya yang berkelanjutan.
“Budaya adalah cermin jati diri. Mari kita rawat dan hidupkan bersama. Terima kasih kepada Bupati dan Wakil Bupati atas dukungan penuh terhadap kegiatan ini,” ucap Elisa.
Ia juga mengapresiasi kehadiran dan partisipasi berbagai pihak dalam kegiatan tersebut, termasuk tokoh adat, komunitas seni, akademisi, serta OPD terkait.
