Pasific Pos.com
Lintas Daerah

Dosen Unmus Latih Masyarakat Lokal Kampung Buti Bikin Sabun Dan Handsanitizer Dari Mangrove

MERAUKE,- Tim dosen dari Universitas Musamus yang terdiri dari Ketua Sajriawati, bersama anggota Sunarni dan Nurliah, belum lama ini menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tajuk “Pemberdayaan Masyarakat Lokal Papua Melalui Inovasi Sabun dan Handsanitizer Berbahan Dasar Mangrove untuk Meningkatkan Kesehatan Lingkungan dan Ekonomi Kreatif di Kampung Buti”.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) ) dari hibah Dana Riset dan Teknologi Perguruan Tinggi (DRTPM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tingi, Sains dan Teknologi tahun pelaksanaan 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya mangrove secara berkelanjutan serta memperkuat ekonomi masyarakat lokal di Kampung Buti. Berangkat dari potensi besar ekosistem mangrove di pesisir Kampung Buti yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal menjadi produk bernilai ekonomi.

Dosen Unmus melihat peluang tersebut untuk diolah menjadi produk ramah lingkungan dan bernilai guna tinggi. Mangrove yang dikenal memiliki kandungan anti bakteri kemudian diolah menjadi sabun serta hand sanitizer yang aman dan ramah lingkungan. Dosen bersama mahasiswa jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan turun langsung mendampingi masyarakat lokal di Kampung Buti.

Mereka memberikan pelatihan mulai dari pengenalan alat dan bahan, proses pembuatan hingga pengemasan produk sabun dan handsanitizer. Antusiasme masyarakat sangat tinggi terutama kaum perempuan yang aktif mengikuti setiap tahapan pembuatan sabun dan hand sanitizer.

Selain aspek kesehatan, kegiatan ini juga menekankan nilai tambah ekonomi. Produk berbasis mangrove yang dihasilkan dapat menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat Kampung Buti. Selain dapat dijual untuk menambah pendapatan rumah tangga, produk ini juga diperkenalkan sebagai potensi lokal yag dapat menjadi produk unggulan kampung Buti ke depannya.

Sajriawati selaku ketua pengabdian mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab akademisi dalam mengabdi kepada masyarakat. “Kami ingin ilmu yang kami dapatkan tidak hanya berhenti di kampus, tetapi bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Apalagi mangrove adalah kekayaan lokal yang harus kita olah dan jaga bersama,” ujarnya.

Tim juga melakukan serah terima alat serta bahan pembuatan sabun dan handsanitizer kepada pihak kampung selaku perwakilan mitra pengabdian. Diharapkan warga mampu mandiri mengembangkan inovasi ini, sekaligus menjaga kelestarian ekosistem mangrove secara berkelanjutan.

Sementara itu Dominika Kaize, salah satu peserta pengabdian yang merupakan masyarakat lokal Kampung Buti, mengaku senang bisa ikut serta dalam pelatihan. “Selama ini kami hanya tahu mangrove sebagai tanaman di pesisir. Ternyata bisa dijadikan sabun dan hand sanitizer. Kami sangat berterima kasih sudah diajarkan cara membuat sabun dari mangrove,” tuturnya dengan antusias. (iis)

Leave a Comment