MERAUKE,- Kasatgas Wil Densus 88 Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Pegunungan Bintang, Surya Putra mengemukakan bahwa pihaknya memiliki keluarga binaan dan khusus di Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan ada 11 keluarga yang merupakan mantan teroris.
Pendampingan dan pembinaan terus dilakukan untuk bersama-sama menjaga kamtibmas di wilayah selatan Papua. Ke-11 mantan teroris tersebut bahkan dihadirkan pada upacara peringatan HUT RI ke-80 di Merauke dengan tujuan menumbuhkan rasa nasionalisme.
“Tujuan sebenarnya adalah untuk menghadirkan negara itu sendiri dimana upacara peringatan hari kemerdekaan adalah milik semua warga negara Indonesia. Ke-11 orang tersebut adalah penduduk Merauke berdasarkan KTP yang dimiliki. Pada tahun 2021 upaya penegakan hukum sudah kita lakukan dan mereka sudah selesai menjalankan hukuman. Kini mereka kembali lagi ke keluarga masing-masing di Merauke,”jelas Kasatgas kepada wartawan di salah satu cafe, Minggu (17/8).
Ia menyampaikan bahwa pembinaan yang dilakukan berhasil cukup signifikan dan akan terus dilakukan demi mempertahankan ‘zero attack of terrorism’.
Hal ini bisa diwujudkan jika ada upaya-upaya yang dilakukan secara komprehensif, baik sosialisasi, identifikasi, penilaian dan bentuk -bentuk lainnya yang bersifat membangun kerjasama dan keterlibatan umum dalam urusan terorisme.
Ia berharap media dapat menyebarluaskan informasi ini sehingga semakin banyak yang memahami tentang pentingnya menjaga kamtibmas dari ancaman dan bahaya intoleransi, radikalisme, ekstrimisme dan terorisme.
“Caranya mudah, kita lakukan deteksi dan peringatan dini khususnya di lingkungan keluarga terlebih dahulu. Jika ada anggota keluarga yang mulai mengenal paham-paham berbahaya maka segera laporkan ke pihak kepolisian,”terangnya.
Ia menjelaskan, di zaman sekarang proses seseorang menjadi radikal lebih terbuka karena bisa melalui jalur online. Akibatnya yang terpapar tidak hanya yang berusia dewasa tetapi juga anak-anak dan remaja.(iis)