Sentani – Pemerintah Kampung Doyo Baru melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) melakukan sosialisasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) kepada para ketua RT yang berada di lingkup Pemerintahan Kampung Doyo Baru. Sosialisasi berlangsung di Gedung Serbaguna Kantor Kampung Doyo Baru, Distrik Waibhu, Kabupaten Jayapura, Senin (11/8/2025).
Sosialisasi ini dilakukan berkat kerja sama Pemkam Doyo Baru dengan Asya Java Persada selaku pemilik alat insinerator portabel sederhana. Nantinya alat insinerator portabel sederhana ini digunakan untuk memusnahkan sampah yang tidak bisa didaur ulang atau tidak memiliki nilai ekonomi.
Direktur Asya Java Persada, Dwiki Hari Wicaksono, menjelaskan bahwa alat ini mampu membakar sampah pada suhu 500–800 derajat Celcius, sehingga proses pemusnahan berjalan cepat.
“Satu tong sampah bisa habis dalam waktu lima menit. Kapasitasnya berkelanjutan, bahkan bisa mencapai beberapa ton per hari,” kata Dwiki usai demontrasi alat insinerator, Senin (18/2025).
Menariknya, bahan bakar insinerator ini menggunakan oli bekas dan limbah yang sudah tidak terpakai. Ke depannya, model skala besar akan dibuat untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas pembakaran.
Sistem ini juga dilengkapi pemilahan sampah. Sampah bernilai ekonomi akan dipisahkan, sedangkan sampah organik akan diolah menjadi pakan maggot berkualitas tinggi.
“Program ini akan membuka lapangan kerja baru dan menjadikan Doyo Baru sebagai sentra maggot pertama di Papua,” jelas Dwiki.
Jika berjalan sesuai rencana, program ini akan menjadikan Doyo Baru sebagai kampung pertama di Papua dengan target 0% pembuangan sampah ke TPA, sekaligus menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan di wilayah lain.
Sementara itu, Ketua BUMDes Doyo Baru, Yorro Toam, menjelaskan hadirnya alat tersebut mendorong warga Kampung Doyo Baru akan lebih memudah membuang sampah, karena selama ini permasalahan membuang sampah selalu ada masalah di jalan menuju TPA, tapi hadirnya alat ini tentu sangat membantu sekali dalam hal mengatasi permasalah sampah.
Dan pihaknya juga bersiap meluncurkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) dengan target mengurai hingga 6 ton sampah per hari.
Ia mengungkapkan, Program ini terinspirasi dari kunjungan studi tiru ke Kota Malang, di mana sistem TPS 3R telah berjalan efektif dan ramah lingkungan.
” Teknologi ini diadaptasi dan disesuaikan dengan kondisi serta tantangan lokal. Dengan sistem ini, sampah rumah tangga maupun usaha tidak lagi membebani TPA. Prosesnya ramah lingkungan, sehingga aman ditempatkan di tengah pemukiman,” ujarnya.
Pihaknya merasa senang, karena sebelum alat ini digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba dihadiri langsung para Ketua RT di Kampung Doyo Baru, karena mereka berperan penting untuk mensosialisasikan kepada warga.
Nantinya bagi warga yang ingin berlangganan sampah di rumah akan diangkut petugas kebersihan dan diolah menggunakan alat ini tarif yang dibebankan juga sangat murah yakni Rp 50 ribu per bulan.
“TPS 3R Doyo Baru menargetkan 1.000–2.000 kepala keluarga menjadi pelanggan. Setiap hari, pengolahan dimulai sejak pukul 06.00 untuk pengangkutan, dilanjutkan pemilahan hingga pemusnahan yang hanya memakan waktu 2–3 jam,”
“Dalam sehari, kapasitasnya 5–6 ton sampah selesai diolah,” tambahnya.
Fasilitas ini akan didukung tiga unit insinerator yang ditempatkan di workshop BUMDes di RT 2/RW 10, serta tiga armada modifikasi untuk pengangkutan. Pengoperasian TPS 3R juga membuka lapangan kerja baru bagi 10–20 warga, terutama untuk bagian pemilahan sampah.
Pendanaan program ini dijalankan dengan skema sharing cost dan sharing profit bersama mitra kreatif muda dari Surabaya.
“Harapan kami, masyarakat semakin cinta lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Berlangganan layanan ini opsional, yang penting keseimbangan TPA dan kelestarian lingkungan tetap terjaga,” tegas Yorro toam.
Dengan peluncuran TPS 3R ini, Doyo Baru menargetkan menjadi kampung percontohan pengelolaan sampah berkelanjutan di Papua.