Keerom,- Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Papua, Suzana Wanggai, secara tegas meminta Kementerian Kesehatan memberikan afirmasi atau prioritas penerimaan tenaga kesehatan bagi anak-anak asli Papua.
Permintaan itu disampaikan langsung kepada Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Kwaingga, Kabupaten Keerom, Jumat (4/7).
Suzana menekankan bahwa keberadaan RS Tipe C di Keerom tidak hanya melayani warga lokal, tetapi juga masyarakat dari wilayah perbatasan Papua Nugini. Ia menyampaikan apresiasi atas perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap pembangunan fasilitas kesehatan di Papua.
“Kami sangat berterima kasih atas program pembangunan RS tipe C. Harapannya, kabupaten lain di Papua juga mendapat kesempatan yang sama,” ujar Suzana.
Namun, Suzana menegaskan bahwa kualitas fasilitas saja tidak cukup. Ia menyoroti pentingnya keberadaan tenaga medis lokal demi keberlanjutan layanan kesehatan di Papua.
“Mohon agar ada afirmasi khusus untuk anak-anak Papua dalam perekrutan tenaga kesehatan, terutama di rumah sakit vertikal seperti di Jayapura. Kalau mereka yang berasal dari Papua, mereka akan mengabdi di tanah ini dengan hati,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan kekhawatiran bahwa tenaga medis dari luar Papua seringkali meminta mutasi setelah beberapa tahun bertugas karena alasan keluarga. “Ini bukan soal diskriminasi, tapi soal keberlangsungan pelayanan. Kami butuh tenaga medis yang bisa bertahan dan tinggal di Papua,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan komitmennya untuk memberikan beasiswa kepada dokter umum asli Papua yang ingin melanjutkan pendidikan spesialis.
Ia juga meminta pemerintah daerah untuk mendata dan mendorong tenaga medis lokal agar diprioritaskan dalam program pendidikan kesehatan.
“Kami siap bantu. Kalau ada dokter yang sudah dibiayai daerah tapi malah ingin mutasi, laporkan saja ke saya. Surat Izin Praktik (SIP)-nya bisa kami tahan,” ujar Menkes.
Menkes juga mengingatkan pemerintah daerah agar tidak lalai dalam memberikan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi tenaga medis. “Tunjangan ini bukan bonus, tapi hak mereka. Kalau tidak dibayar, bagaimana mereka bisa semangat bekerja di daerah,” tegasnya.