“FKUB Apresiasi Kapolda Papua”
JAYAPURA – 77 korban meninggal dunia dalam musibah bencana alam di Sentani mendapatkan bantuan oleh Hamba Tuhan yang belum diketahui namanya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Pdt Lipius Biniluk mengungkapkan bantuan berupa uang itu dimaksud untuk meringankan beban keluarga korban bencana banjir bandang Sentani, ataupun warga terdampak.
” Ada orang yang kasi bantuan tanpa nama melalui pak Kapolda. Tidak mau disebutkan namanya. Puji Tuhan kami ucapkan terimakasih banyak dan semoga ditambahkan Tuhan rejeki buat mereka. Terimakasih juga kepada pak Kapolda Papua yang telah memberikan yang terbaik buat masyarakat khususnya keluarga dari 77 korban yang teridentifikasi ini,” kata Pdt. Lipius saat diwawancarai awak media, Kamis siang.
Ia menyebutkan besaran santunan bagi masing-masing korban dari hama Tuhan ini senilai Rp 5 juta per orang, untuk 77 jenazah yang teridentifikasi. Sementara pihak keluarga korban juga akan menerima santunan dari Kementerian Sosial RI senilai Rp 15 juta per jiwa.
Menyusul, santunan bagi pihak keluarga korban dari 20 jenazah yang dimakamkan massal, apabila hasil test DNA-nya ditemukan kecocokan dengan sampel DNA dari warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya.
Biniluk meminta kepada pihak pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Jayapura agar segera menangani secara serius ribuan pengungsi yang saat ini bersebar di tiga titik pengungsian. Di samping, melakukan normalisasi lokasi yang terkena dampak banjir bandang di kawasan Jayapura.
“Pemerintah harus kerja keras mencari tempat tinggal sementara bagi para pengungsi. Bila penting sewa rumah untuk 1 tahun guna menampung mereka. Beberapa dari pengungsi sudah kami data untuk dipulangkan ke kampung halamannya seperti di Tolikara, Puncak Jaya dan lainnya. Tinggal ongkos aj yang kurang untuk kami bayarkan langsung ke pihak maskapai. Ada 200-an orang yang sudah setuju akan kembali ke daerahnya,” ujar Lipius Biniluk.
Disinggung terkait revitaliasi dan konservasi kawasan Cyclops, Pdt Lipius menyerukan kepada seluruh pihak agar bersatu dan saling memahami keseimbangan alam dengan kehidupan. Tentunya, dengan komunikasi yang baik dan manusiawi.
Kepada empat persekutuan gereja yang ada di tanah Papua, Lipius menghimbau agar segera bersatu padu dalam agenda turun tangan menangani korban terdampak banjir, yang kini sedang dalam pengungsian.
“Aksi ini nantinya akan menjadi sarana pendekatan yang baik kepada masyarakat dalam rencana relokasi warga dari sekitar lereng Cyclop demi keselamatan lingkungan dan manusia,” tegasnya.