Pasific Pos.com
Pendidikan & Kesehatan

7 Kiat Aman Bonceng Anak Saat Naik Motor

Astra Honda Motor edukasi anak-anak cara mengendarai sepeda. (Foto : Istimewa)

Jayapura -Sepeda motor menjadi alat mobilitas paling efektif dan banyak digunakan untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Salah satunya, mengantar anak ke sekolah atau sekadar membonceng berkeliling menikmati perjalanan.

Oging Adria Fitra Sakti selaku Corporate Communication Astra Motor Papua mengatakan untuk membonceng anak kecil juga tidak sembarangan.

“Kalau yang dibonceng orang dewasa mungkin lebih mudah, karena mereka sudah paham. Harus berpegangan, atau sudah tahu posisi duduk yang benar di motor, kemudian tahu kondisi mereka juga. Namun, kalau yang dibonceng harus lebih berhati-hati untuk tetap #Cari_Aman,” ucap Oging, Senin (25/7/2022).

Sementara itu, Dulfi Ade Putra selaku Prosesor Promosi Astra Motor Papua menambahkan untuk mengedukasi masyarakat saat berkendara di jalan dengan sepeda motor, Astra Motor Papua, tidak hentinya memberikan edukasi safety riding, agar tetap #Cari_Aman.

“Kami memiliki instruktur profesional yang bisa membantu memberi edukasi, pelatihan keselamatan berkendara,” ujar Dulfi.

Manajer Safety Riding Department PT Astra Honda Motor, Johannes Lucky memberi tips untuk #Cari_Aman bonceng anak saat naik motor. Contoh mudah dan paling banyak dilakukan, membonceng anak di posisi depan.

Menurut Lucky, berbagai alasan disampaikan para orang tua saat membonceng anak di depan. Padahal, terdapat potensi bahaya tersembunyi atas kondisi tersebut.

”Biasanya orang tua membonceng anak di depan karena berbagai alasan sederhana. Misalnya anak bisa menikmati pemandangan dan merasa senang saat duduk di depan. Ada juga yang berpikir posisi anak di depan lebih aman dan mudah dikontrol saat tertidur. Padahal ini tidak benar,” ujar Lucky.
Terdapat beberapa potensi bahaya saat orang tua membonceng anak di depan. Seperti terbentur setang kemudi, terjepit, mendapatkan gangguan kesehatan, menutupi ruang lingkup pandangan pengemudi, mengganggu pengendalian, hingga salah komunikasi atau membaca informasi dari panel meter sepeda motor.

Lalu, bagaimana #Cari_Aman berkendara dengan anak? Berikut hal yang perlu diperhatikan saat berboncengan dengan si buah hati.

Pertama yang perlu diperhatikan, perlengkapan berkendara. Anak wajib menggunakan perlengkapan berkendara, karena pembonceng dan pengendara memiliki risiko yang sama. Sehingga, keduanya wajib menggunakan perlengkapan berkendara, seperti helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu.

“Kedua, posisi. Pastikan anak membonceng di belakang dengan posisi lurus dengan tubuh pengendara dan rapat, sehingga anak dapat memegang tubuh pengendara lebih baik dan meningkatkan keseimbangan saat berkendara,” ujar Lucky.

Ketiga, anak siap dibonceng. Pastikan tangan anak sudah bisa memegang kuat pengendara. Pegangan yang kuat dapat mencegah keseimbangan anak terganggu ketika membonceng. Bisa juga ditambahkan sabuk pembonceng sehingga keseimbangan dan posisi anak dapat lebih terjaga. Lalu, kaki sudah bisa menginjak pijakan kaki pembonceng dan ingatkan anak kita untuk tidak memainkan kakinya ketika membonceng, untuk mencegah potensi tersenggol kendaraan lain.

Keempat, kontrol kecepatan. Saat berkendara dengan anak, perlu mengontrol kecepatan berkendara. Hal ini ditujukan untuk mencegah anak terpental kebelakang/ berguncang saat membuka gas karena pegangan anak yang belum kuat, atau anak tidak siap terhadap pergerakan tiba-tiba sepeda motor.
Lalu, mencegah anak terlempar saat bermanuver/ menikung dengan kecepatan tinggi. Hal ini berpotensi terjadi karena kekuatan pegangan anak ke tubuh pengendara tidak akan sekuat orang dewasa.

“Mencegah terjadinya pengereman yang kuat. Saat menggunakan kecepatan tinggi, kita berpotensi untuk melakukan pengereman kuat yang akhirnya memberikan rasa tidak nyaman kepada anak kita,” ujarnya.
Kelima, atur waktu, rute, dan jarak. Anak memiliki ketahanan fisik yang berbeda dengan orang dewasa, sehingga mereka tidak bisa diperlakukan sama. Mengatur waktu keberangkatan seperti berangkat lebih pagi untuk menghindari terik matahari akan dapat mengurangi ketidaknyamanan mereka ketika berkendara. Mengatur rute keberangkatan juga diperlukan sehingga terhindar dari kemacetan dan dapat sampai lebih cepat.

“Namun, pastikan rute tersebut aman, layak dan tidak melanggar peraturan lalulintas. Saat berkendara dengan anak, kita juga perlu mengatur jarak perjalanan sehingga kita bisa menentukan waktu istirahat yang baik untuk anak kita ketika berkendara,” ucapnya.

Tips keenam, konfirmasi. “Kita harus sering melakukan konfirmasi terhadap anak, apakah dia haus, mengantuk, capek dan lainnya. Ketika sering melakukan konfirmasi, kita dapat menemukan masalah pada anak sedini mungkin, sehingga dapat mencegah terjadinya potensi bahaya,” ujarnya.

Ketujuh, edukasi Cari_aman. Anak-anak perlu diedukasi sedini mungkin tentang keselamatan berkendara dan rambu lalu lintas yang berlaku, sehingga mereka dapat memahami potensi bahaya di jalan raya. Cara paling mudah untuk edukasi usia dini, orang tua dapat mengikutkan anak-anak tercintanya belajar di Kids Traffic Park yang terletak di AHM Safety Riding Park (AHMSRP), Deltamas, Cikarang.

Di fasilitas ini, anak-anak diajarkan untuk mengenal rambu-rambu lalu lintas, cara menyeberang jalan yang aman menggunakan jalur penyeberangan, dan cara berinteraksi dengan pengguna jalan lain dengan berbagai alat peraga.

AHMSRP juga memiliki jalur simulasi berkendara sepanjang 130 meter yang dilengkapi dengan 22 rambu lalu lintas dan 6 traffic light. Dalam pelatihannya, anak-anak menggunakan push bike dan sepeda kayuh sebagai alat simulasi keselamatan berkendara. Sepanjang dua decade, safety riding AHM sudah mengedukasi sebanyak 286 ribu anak-anak dari seluruh Indonesia.

”Setiap orang tua tentunya ingin anak selamat saat berboncengan di jalan raya. Sehingga, perhatian ekstra dan edukasi sejak dini diperlukan agar anak mendapat pengalaman berkendara yang aman dan menyenangkan bersama orang tuanya,” ucap Lucky. (Red)