Manokwari, TP – Perpustakaan Nasional Jakarta melalui dana dekonsentrasi tahun anggaran 2018 memberikan bantuan buku sebanyak 500 judul buku masing-masing judul buku 2 eksemplar kepada 20 komunitas baca di 4 kabupaten, yakni Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Sorong, Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten Teluk Bintuni.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Provinsi Papua Barat, Bernadus Erari, mengatakan, penyerahan buku ini seharusnya dilakukan di lapangan tetapi secara simbolis pihaknya telah memberikan kepada Ketua Umum Komunitas Baca Provinsi Papua Barat.
Dikatakan Erari, ada 6 komunitas yang mendapatkan bantuan judul buku tersebut, 4 diantaranya adalah komunitas di Kabupaten Teluk Wondama, Sorong, Manokwari, dan Teluk Bintuni. Sedangkan, 2 komunitas lainnya berada di wilayah Amberbaken, Kabupaten Tambrauw, serta Kabupaten Manokwari, yang menerima bantuan buku dan rak buku dari dana hibah provinsi Tahun Anggaran (T.A0) 2018 lalu.
“Bantuan-bantuan ini baru diisi dalam katalog Pusda Papua Barat. Kadatang-kadatang buku yang sudah masuk 2 atau 1 tahun lalu terlambat untuk diisi dalam katalog perpustakaan. Memang secara simbolis sudah diserahkan kepada Ketua Umum Komunitas Membaca Provinsi Papua Barat, tetapi sementara ini masing diisi dalam katalog perpustakaan, nanti kalau sudah selesai diisi barulah diserahkan kepada setiap komunitas yang menerima bantuan buku ini,” kata Erari kepada Tabura Pos di Gedung Layanan Pusda Provinsi Papua Barat, belum lama ini.
Ditanya terkait permintaan buku dari daerah, Erari mengatakan, bantuan-batuan buku yang diberikan baik dari tingkat nasional maupun daerah disesuaikan dengan permintaan dari komunitas baca di daerah.
Ia mencontohkan, permintaan bantuan buku dari Kabupaten Raja Ampat, ke tingkat pusat maupun daerah, maka tidak akan diberikan buku yang pengadaannya ditujukan ke Kebupaten Pengunungan Arfak atau ke Wasior, buku yang khusus diberikan ke Raja Ampat bernuansa kemaritiman atau tentang kelautan.
“Khusus dilayanan Pusda ada anggaran khusus pengadaan buku dan anggaran operasional, maka saya tantang mereka hari ini untuk menggunakan anggaran yang tersedia. Jangan sampai akhir tahun baru bilang terlambat. Saya menantang mereka untuk memberikan layanan Pusda di Lokalisasi Maruni, atau ke Lembaga Permasyarakatan dengan memberikan layanan buku tentang kecakapan hidup,” terang Erari.
Erari menjelaskan, dalam layanan (mungkin) ke Lokalisasi Maruni atau ke Lembaga Permasyarakatan, dengan membawa buku mungkin berjudul pengelolaan air tawar atau cara membuka bisnis rumah makan atau tentang pertukangan, pasti masyarakat akan menerima.
“Asalkan tidak membawa buku yang bertentangan dengan batin mereka. Kalau kita bawa buku yang tidak bertentangan dan mereka sudah baca pasti kita akan memenangkan jiwa mereka walaupun tidak semuanya berubah tetapi 1 atau 2 pasti berubah,” terang Erari.
Erari menambahkan, dengan demikian setiap komunitas atau rata-rata di Manokwari Papua Barat, pengadaan buku yang diminta baik dari tingkat pusat maupun daerah paling banyak tentang kearifan lokal atau disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah tersebut.
“Katakanlah Komunitas Baca Syoribo, Manokwari menerima bantuan 500 judul buku sebanyak 2 eksemplar dan tinggal dikalikan dengan 4 komunitas yang menerima bantuan tersebut,” tandas Erari. [FSM-R4]