JAYAPURA – Hingga 14 hari kedapan terhitung sejak tanggal 29 April hingga 12 Mei Polda Papua akan menggelar Operasi Patuh Matoa 2018 yang dilaksanakan serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Operasi Keselamatan 2019 yang digelar nantinya akan memprioritaskan kegiatan pendidikan masyarakat lantas yang mampu mewujudkan rasa simpati masyarakat kepada Polri, khusus petugas polisi lalu lintas. Disamping itu, lanjutnya, operasi ini dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat agar menciptakan situasi kamseltibcarlantas yang tertib.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin menuturkan, Operasi Keselamatan 2019 tidak lain untuk cipta kondisi menjelang bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah, serta mengetahui kesiapan personil maupun sarana pendukung lainnya.
Ia menerangkan ada tujuh jenis pelanggaran lalulintas yang yang menjadi perhatian dalam Operasi Patuh Matoa. dimana tujuh prioritas penindakan dimaksud yakni, pengendara yang menggunakan handphone saat mengemudi, pengendara yang tidak menggunakan sabuk pengaman (safety belt), pengendara yang menaikan dan menurunkan penumpang sembarangan.
Pengendara melawan arus lalu lintas, pengendara mabuk baik minuman keras maupun narkoba, pengendara di bawah umur serta pengendara yang memacu kecepatannya melebihi batas maksimal.
Menurut Martuani, ada empat hal yang kompleks dan tidak bisa ditangani oleh Polantas sendiri. Maka itu, perlunya sinergitas antar pemangku kepentingan jadi sangat mendasar dalam menemukan akar masalah dan solusinya yang diterima dan dijalankan oleh semua pihak.
“Kita menyadari bahwa dalam mengatasi permasalahan bidang lalu lintas tersebut kita tidak bisa berdiam diri bahkan kita wajib melakukan berbagai upaya untuk menciptakan pemerintah dan bertanggung jawab dalam membina dan memelihara kamseltibcarlantas,” ujar Martuani.