Wamena, – Sebanyak 13 siswa SMA asal kabupaten Nduga mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berbasis Nasional (USBN) di sekolah darurat di kota Wamena kabupaten Jayawijaya.
USBN tingkat SMA dilaksanakan selama satu minggu yang dimulai pada Senin (18/3) dan akan berakhir Jumat (22/3) mendatang
Kabid GTK dinas pendidikan kabupaten Nduga Puji Astuti S.Pd mengatakan bahwa peserta ujian seharusnya 17 orang. “Dua siswa berhalangan tetap karena telah meninggal dunia atas nama Nikson Umangge dan Selfina Lokbere, sementara itu dua siswa lainnya tidak hadir tanpa keterangan,” ujar Puji.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Mbua, Daniel Kayame mengungkapkan, pelaksanaan USBN seharusnya diikuti oleh 17 murid, namun untuk hari pertama hanya dapat diikuti oleh 13 orang Murid.
Diakui, dari 17 orang murid yang harusnya mengikuti USBN, 2 orang murid terpaksa tidak dapat mengikuti ujian, karena meninggal dunia pasca baku tembak yang terjadi antara TNI dan TPN-OPM di Mbua Kabupaten Nduga, sedangkan dua murid atas nama The dan Renol saat ini belum diketahui tempat tinggalnya di Wamena, namun untuk kedua siswa tersebut akan mengikuti Ujian Susulan.
“Mereka tetap kita akomodir dalam juknis susulan, kalau pun hari ini tidak hadir ya besok kita kasih,” ungkap Daniel.
Untuk kesiapan dan persiapan pelaksanaan Ujian sendiri, Daniel memastikan, dirinya sebagai penanggungjawab USBN Kabupaten Nduga sudah siap dan proses Ujian tetap terlaksanan walaupun berada di tempat pengungsian.
Sementara itu pada kesempatan yang sama bupati Nduga Yarius Gwijangge mengatakan bahwa para siswa ini nantinya akan ditempatkan di sekolah yang ada di Elekma dan Sinakma. “Kami menyambut baik kesempatan yang diberikan bupati Jayawijaya yang telah meminjamkan gedung sekolah di Elekma dan Sinakma. Nanti anak anak masuk siang,” ujar Bupati